Jakarta (ANTARA News) - Edukasi, sosialisasi dan promosi kepada seluruh masyarakat merupakan bagian dari kunci sukses kampanye program penganekaragaman atau diversifikasi pangan untuk mencapai solusi ketahanan pangan dalam negeri.
"Pendekatan ketahanan pangan harus dari berbagai aspek antara lain ketersediaan, daya beli, termasuk edukasi, sosialiasi dan promosi bagi seluruh tingkatan masyarakat, termasuk melalui penyelenggaraan Agrinex Expo 2012," kata Ketua Penyelenggara Agrinex Expo 2012, Rifda Ammarina, usai mengikuti Forum Group Discussion (FGD) Edukasi Diversifikasi Pangan, di Kantor Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Jakarta, Senin.
Menurut Rifda, FGD diikuti sejumlah pihak antara lain anggota Dewan Pertimbangan Presiden Ginanjar Kartasasmita, mantan Menteri Pertanian yang juga anggota Komite Inovasi Nasional (KIN) Anton Apriyantonto, Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani Muslimin Nasution, Ketua Yayasan Coop Indonesia Foundation Adi Sasono, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian Prabowo Respatio, Dirjen IKM Kementerian Perdagangan Euis Saedah.
Rifda menuturkan semua peserta FGD memiliki pandangan yang sama bahwa pemerintah harus memiliki cita-cita kemandirian pangan untuk kedaulatan pangan menuju kedaulatan ekonomi di masa datang.
Dasar pemikiran diversifikasi pangan meliputi potensi karbohidrat Indonesia yang tinggi namun hanya beras yang selalu dikonsumsi, ketersediaan pangan, cukup nilai gizi dan cukup terjangkau masyarakat.
Menurut dia , masalah utama yang dihadapi dalam program diversifikasi pangan yaitu ketergantungan kepada beras, meningkatknya konsumsi pangan impor, belum berkembangnya teknologi pangan berbasis sumber daya pangan lokal.
Selanjutnya pemahaman yang salah soal karbohidrat non beras, serta edukasi dan promosi pangan non beras yang kurang dikembangkan.
(R017)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011