New York (ANTARA) - Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan indeks Nasdaq yang sarat teknologi jatuh karena penurunan mengejutkan pelanggan Netflix membebani raksasa streaming tersebut dan perusahaan-perusahaan pertumbuhan tinggi lainnya, yang dikhawatirkan investor mungkin menghadapi masalah kinerja pascapandemi yang serupa.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 249,59 poin atau 0,71 persen, menjadi menetap di 35.160,79 poin. Indeks S&P 500 turun 2,76 poin atau 0,06 persen, menjadi berakhir di 4.459,45 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 166,59 poin atau 1,22 persen, menjadi ditutup di 13.453,07 poin.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor real estat terangkat 1,85 persen, melampaui sektor lainnya. Sementara itu, sektor jasa komunikasi anjlok 4,07 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.
Sebaliknya, saham unggulan Dow didorong ke penutupan lebih tinggi kedua berturut-turut oleh laporan laba positif dari raksasa konsumen Procter & Gamble dan perusahaan IT IBM Corp. Saham dua perusahaan masing-masing terdongkrak 2,7 persen dan 7,1 persen.
Netflix Inc terjun 35,1 persen, penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari satu dekade, setelah menyalahkan inflasi, perang Ukraina dan persaingan sengit untuk penurunan pelanggan dan memperkirakan kerugian yang lebih dalam di masa depan.
Efek riak dirasakan baik oleh perusahaan-perusahaan teknologi keuangan ternama dan perusahaan-perusahaan yang diuntungkan oleh tren pandemi seperti tindakan penguncian.
Rekan streaming lainnya Walt Disney, Roku dan Warner Bros Discovery semuanya merosot lebih dari 5,5 persen, sementara yang diuntungkan selama kebijakan tinggal di rumah Zoom Video Communications, Doordash dan Peloton Interactive melihat saham mereka turun antara 6,0 persen dan 11,3 persen.
Saham teknologi keuangan yang menderita termasuk PayPal Holdings Inc dan Block Inc, yang keduanya anjlok lebih dari 8,5 persen. Marqeta Inc dan SoFi Technologies Inc masing-masing tergelincir 5,6 persen dan 6,2 persen.
"Begitu keuntungan bergerak sejauh ini, menjadi lebih sulit untuk mendapatkan sedikit pertumbuhan berikutnya, dan lebih sulit untuk mendapatkannya di siklus akhir," kata Jason Pride, kepala investasi kekayaan pribadi di Glenmede.
"Saya pikir pasar mulai memahami itu, dan perlu memahaminya seiring berjalannya waktu."
Saham-saham teknologi dan pertumbuhan terkemuka telah kesulitan tahun ini karena investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga akan mengurangi pendapatan masa depan mereka. Nasdaq anjlok hampir 14 persen sepanjang tahun ini, sedangkan S&P 500 jatuh 6,4 persen.
Secara keseluruhan, musim laporan keuangan telah dimulai dengan catatan yang kuat. Dari 60 perusahaan dalam indeks S&P 500 yang telah melaporkan hasilnya sejauh ini, 80 persen melebihi ekspektasi laba, menurut data Refinitiv. Biasanya, 66 persen mengalahkan perkiraan.
Sementara itu, data terbaru tentang rencana pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve dirilis pada sore hari.
Beige Book menunjukkan ekonomi AS berkembang pada kecepatan yang moderat dari Februari hingga awal April, sementara Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly mengatakan dia yakin kasus kenaikan suku bunga setengah poin bulan depan adalah "selesai".
Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun surut menjadi 2,85 persen setelah reli yang mendorongnya mendekati level kunci 3,0 persen di awal sesi.
Tesla Inc merosot 5,0 persen, tetapi diperdagangkan lebih tinggi setelah membukukan rekor pengiriman dan pendapatan yang lebih tinggi dalam hasil kuartal pertama setelah penutupan.
Investor khawatir tentang kemampuan pembuat mobil listrik untuk memenuhi target pengiriman 2022 yang ambisius setelah pabrik terbesarnya di Shanghai ditutup sebagai bagian dari penguncian kota itu akibat COVID-19.
Baca juga: Wall Street naik didorong optimisme laba emiten dan komentar "dovish"
Baca juga: IHSG menguat ikuti kenaikan indeks saham utama Wall Street
Baca juga: Wall St melonjak didorong reli saham pertumbuhan, Nasdaq naik 272 poin
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022