Bojonegoro (ANTARA News) - Exxon Mobil telah memiliki "plant of development" (POD) termasuk data cadangan migas yang lengkap di Blok Cepu, karena telah melakukan berbagai survey dan pekerjaan di kawasan tersebut, mulai survei tiga dimensi dan penemuan lapangan Banyuurip serta cadangan gas di Jambaran, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jatim. Juru Bicara Exxon Mobil Indonesia, Deva Rachman kepada ANTARA News, di Jakarta, Senin mengatakan, dengan adanya POD itu, maka akan mempercepat proses operasinya sumur migas di Block Cepu, sepanjang proses JOA (joint operating agrement) bisa rampung dan permasalahan operator terselesaikan. "Teknologi yang tinggi tiga dimensi adalah hasil temuan Exxon Mobil," katanya. Dijelaskannya, Blok Cepu tergolong lapangan yang berskala internasional, sehingga dalam mengoperasionalkan lapangan migas blok tersebut dibutuhkan keuangan yang kuat. Dalam hal ini Exxon Mobil memiliki keuangan yang kuat dengan kriteria AAA, sehingga tidak usah mencari dukungan dana pinjaman dari luar. Menurut Deva, konsep yang diajukan Exxon Mobil adalah joint operating structure (strukture operasi bersama) yang menampung keingginan bersama pemerintah dan PT Pertamina. "Di dalam JOS tersebut, akan diatur melalui JOA yang sudah terbukti banyak dilaksanakan di berbagai proyek migas di dunia dan berjalan efektif, dan berbentuk joint venture," katanya. Di samping itu, lanjut dia, di dalam mengoperasionalkan Blok Cepu ada Joint Management Comitte (JMC) yang akan menentukan kegiatan pokok operasional, sehingga posisi Pertamina dan Exxon Mobil berada dalam status yang setara sebagai kontraktor dan akan memiliki perwakilan dan hak yang sama. Sebagai pelaksana proyek, kata Deva, akan diatur di dalam joint operations contractor (JPC), Exxon Mobil telah menunjuk MOCL (Mobil Cepu Limited) sebagai pelaksana proyek sesuai dengan MOU yang telah ditandatangani pada Juni 2005. "Posisi Pertamina akan dimasukkan di dalam JOC dan akan menduduki posisi penting, " kata Deva Rachman. Menurut Deva Rachman, adanya proyek Blok Cepu yang akan mampu menghasilkan minyak sebesar 170 ribu barrel per hari pada puncaknya akan meningkatkan produksi secara nasional sebesar 20 persen dan keuntungan yang besar bagi Indonesia. Pada produksi puncak dengan asumsi harga minyak sekarang ini, Indonesia akan menerima lebih dari 9 juta dolar (Rp85 miliar/hari) atau sekitar 3,3 miliar dolar per tahun (Rp3,3 triliun/tahun ). Keuntungan lainnya, adanya pengembangan Blok Cepu akan memberikan dampak positif bagi industri-industri dan masyarakat setempat di daerah Blok Cepu melalui peningkatan ekonomi, lapangan kerja dan pengembangan masyarakat. "Efek berganda ini telah diteliti dan kajian ekonomi berkisar 1,5 sampai 4 kali besaran investasi itu sendiri," ujarnya. Menjawab pertanyaan, menurut Deva Rachman, di dalam konsep bersama tersebut kalau memang nantinya di dalam cost recovery ada pengeluaran yang dianggap tidak masuk akal tetap bisa dikontrol bersama, sehingga tidak ada tudingan mark up yang selama ini dituduhkan kepada Exxon Mobil.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006