Saat ditemui wartawan di rumahnya Desa Karangsari RT 01 RW 02, Kecamatan Kembaran, Banyumas, Senin, orang tua Puji Setiowati, Aminun (44) dan Waridah (34) mengaku belum mengetahui keberadaan putri sulungnya tersebut.
Bahkan, dua telepon seluler yang dibawa Puji (panggilan akrab Puji Setiowati) tidak dapat dihubungi sejak dia menghilang.
"Biasanya saya yang mengantar dan ibunya yang menjemput Puji," kata Aminun yang bekerja sebagai pemungut retribusi di Pasar Situmpur Purwokerto.
Oleh karena ada kegiatan Pramukan pada hari Sabtu (8/10), kata dia, Puji tidak dijemput saat pulang sekolah.
Akan tetapi hingga sore hari, lanjutnya, Puji tidak pulang ke rumah dan telepon selulernya tidak dapat dihubungi.
"Kami telah mencoba menghubungi beberapa teman sekolahnya, tetapi mereka tidak mengetahui keberadaan Puji," katanya.
Menurut dia, kasus kehilangan Puji Setiowati ini telah dilaporkan kepada Kepolisian Sektor (Polsek) Kembaran dan Polsek Purwokerto Timur.
"Kemarin (Minggu) saya melapor ke Kepolisian Resor Banyumas," katanya.
Bahkan, kata dia, keluarga juga telah mencoba meminta bantuan paranormal untuk mengetahui keberadaan Puji, namun hingga sekarang belum ada hasilnya.
Terkait hal itu, dia mengaku khawatir Puji direkrut oleh jaringan Negara Islam Indonesia (NII) atau diperjualbelikan. (*)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011