“Kami memproduksikan 526 MMSCFD (million metric standard cubic feet per day, juta meter standar kaki kubik per hari) untuk gas atau 102 persen dari rencana kerja anggaran. Kami juga mengangkat 24.800 barrel oil per day (BOPD, barel minyak per hari), yang adalah 108 persen dari target,” kata Direktur Utama PHM Said Salim Chalid awal pekan ini.
Chalid mengunjungi Senipah, Peciko, dan South Mahakam (SPS), fasilitas PHM di Samboja, Kutai Kartanegara dan di lepas pantai Balikpapan.
Menurut Chalid, pencapaian itu berada di kondisi cadangan yang semakin menipis karena sumur-sumur migas Kalimantan sudah dieksploitasi sejak awal tahun 1970an setelah masa eksplorasi di akhir 1960an.
Walaupun sepanjang 1980an hingga sekarang masih ditemukan cadangan-cadangan migas baru seperti South Mahakam.
Untuk Wilayah Kerja Mahakam sendiri mulai diproduksikan pada 1974 oleh Total Indonesie dan mencapai puncak produksi di awal 2000, hingga sekarang mengalami decline rate atau penurunan alamiah yang cukup tinggi.
Chalid melanjutkan, untuk mempertahankan tingkat produksi PHM melakukan berbagai upaya. Diantaranya adalah borderless operation, ultra deep Bekapai dan pengembangan sumur eksplorasi Manpatu. Sumur ini ditargetkan tahun 2026 sudah dapat beroperasi dan mengeluarkan 80 MMSCFD gas.
Pada tahun 2022 ini target produksi gas sebesar 508 MMSCFD dan produksi minyak sebesar 23.700 BOPD, yang diharapkan bisa dicapai dengan mengebor sebanyak 97 sumur.
Sumur dalam jumlah banyak diperlukan di WK Mahakam karena reservoir atau kantong-kantong minyak dan gas di bawah tanah tersebar.
Pada kesempatan yang sama Direktur Pengembangan dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro mengingatkan hal efisiensi dan optimalisasi produksi sambil tanpa mengompromikan keselamatan.
Baca juga: Petani Maju 4.0 binaan PHM ajak pemuda bertani
Baca juga: PHM targetkan Petani Maju 4.0 jadi contoh agrowisata ramah lingkungan
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022