Gillard melakukan persinggahan yang tak diumumkan di negara Asia tengah yang dicabik perang itu, tempat ia telah menemui Presiden Hamid Karzai di Kabul, dalam perjalanannya kembali dari pertemuan para pemimpin G20 di Cannes, Prancis.
Gillard, yang berpidato kepada tentara, Ahad, di provinsi Uruzgan di Afghanistan selatan yang bergolak, tempat sebagian besar dari 1.550 tentara Australia ditempatkan, mengakui kematian tiga teman mereka pada 29 Oktober itu.
Tujuh tentara yang lain terluka dalam insiden itu, yang terburuk bagi Australia sejak tiga tentara khusus tewas dalam kecelakaan helikopter pada 2010.
"Ketika saya mulai merencanakan lawatan ini saya tidak menyadari bahwa hal itu akan berada dalam bayang-bayang kesedihan yang sangat dalam," kata Gillard dalam komentar yang dikutip oleh surat kabar The Australian.
"Saya tahu cara anda merasakan perasaan kehilangan itu adalah dengan semangat kebulatan tekad pada misi anda."
Tapi ia mengatakan Canberra telah memutuskan untuk meneruskan keterlibatannya di Afghanistan, tempat sejauh ini 32 tentara Australia telah tewas.
"Kami telah memutuskan, seperti anda, untuk melihat misi ini terus. Dan kami tahu bahwa dalam upaya untuk melihat misi ini terus kita telah bertempur, dari waktu ke waktu, ketakutan," kata Gillard.
PM itu juga melakukan perjalanan ke Kabul, tempat ia telah bertemu dengan Karzai dan membuka kedubes baru Australia.
"Kami datang ke Afghanistan dan kami mendapati suatu hari kesedihan hebat, tapi kami juga menemukan persahabatan yang besar," kata Gillard saat membuka misi baru yang ia katakan sebagai simbul komitmen Australia, kata ABC.
"Kami ingin bertahan di sini dengan anda, dalam semangat persahabaan, untuk jangka lama."
Tentara Australia pertama dikerahkan ke Afghanistan pada akhir 2001 sebelum ditarik pada 2002. Tentara Australia dikerahkan kembali ke perang itu pada 2005 dan melatih tentara-tentara Afghanistan di Uruzgan.
(S008/H-AK)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011