Yinchuan (ANTARA News) - Walau mayoritas dan etnis asli Provinsi Ningxia, etnis Hui yang beragama Islam melindungi etnis lainnya yang tinggal di Ningxia. Bukan hanya itu saja, etnis Hui berhasil juga memajukan provinsinya di bidang pembangunan ekonomi.

"Sejak 1958--pemerintah Tiongkok memberikan otonomi bagi Provinsi Ningxia yang mayoritas penduduknya adalah etnis Hui beragama Islam--belum pernah ada konflik antaretnis atau antaragama di Ningxia," kata Li Wen Ming, wakil ketua dewan agama Ningxia kepada para wartawan Indonesia dan Malaysia, di Yinchua, Senin, yang sedang melihat kehidupan etnis Hui beragama Isalam saat Iduladha.

Itu menunjukan bahwa etnis Hui yang semuanya muslim telah menganyomi dan melindungi etnis lainnya hidup harmonis serta berdampingan dengan baik. Hal itu menjadi dasar bagi pemerintahan dan rakyat Provinsi Ningxia melakukan pembangunan ekonomi demi mencapai kemakmuran rakyatnya.

Oleh karena itu, etnis lainnya pun menghormati adat istiadat etnis Hui. "Misalkan pada saat hari raya Iduladha, pemerintahan dan pertokoan akan libur selama empat hari agar etnis Hui yang beragama Islam dapat merayakan Iduladha dengan suka cita," kata Li Wen Ming.

Di Provinsi Ningxia, populasi penduduknya ada 6,3 juta orang. Dari populasi itu, jumlah warga etnis Hui sekitar 2,25 juta orang (38 persen). Ada 35 etnis China yang tinggal di Ningxia, dari semuanya etnis Hui yang mayoritas dan merupakan etnis asli di Ningxia.

Pertumbuhan ekonomi Ningxia tahun lalu mencapai 13 persen per tahun. PDB provinsi otonomi muslim ini mencapai 160 miliar yuan. Provinsi ini memiliki kekayaan sumber daya alam batubara.

Sebagai provinsi etnis muslim, Ningxia memiliki 3.700 masjid di seluruh provinsi dan banyak sekolah Islam. Pembangunan masjid itu umumnya hasil dari sumbangan masyarakat muslim dan ada bantuan dari pemerintah Tiongkok.

Seorang imam masjid di Najiehu, Muhammad Hud, mengatakan, Islam adalah agama perdamaian sehingga etnis Hui melindungi etnis lainnya yang hidup di Propinsi Ningxia. Masjid Najiehu didirikan sejak 1524 atau sejak zaman Dinasti Ming.

Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2011