Balikpapan (ANTARA News) - Wali Kota Balikpapan M Rizal Effendi menyampaikan permintaan maaf atas tewasnya seorang warga karena kecelakaan lalu lintas lantaran menabrak seekor kerbau yang berkeliaran di jalan.
"Saya minta maaf dan turut berduka atas kejadian tersebut," kata Wali Kota Rizal Effendi dalam sambutannya ketika menyerahkan hewan kurban berupa seekor sapi kepada pengurus Masjid Istiqamah, Balikpapan, Minggu (6/11).
Dari penelusuran ANTARA, hewan yang terlibat dalam tabrakan Senin (31/10) tersebut ternyata bukan sapi, melainkan kerbau, dan bukan pula hewan untuk kurban Idul Adha 1432 Hijriah.
Hewan seberat 350 kg itu dititipkan seseorang untuk dijagal di Rumah Potong Hewan (RPH) di Jalan Projakal, Batu Ampar, Balikpapan.
Sementara Axel Reza Oktaviano Peranginangin yang diyakini melaju kencang dengan sepeda motor Yamaha Jupiter MX miliknya pukul 22.00 Wita. Ketika tiba di Blok V Perumahan Graha Indah, Reza rupanya tak bisa menghindari kerbau di yang melintas di jalan tersebut.
Ia menabrak kerbau tersebut dari belakang. Reza terlempar ke aspal dan pingsan, sementara sang kerbau juga semaput.
Reza segera dilarikan ke RS Kanujoso Djatiwibowo, dan si kerbau diangkut ke RPH. "Dua kaki belakang kerbau itu sampai patah," kata Gofur, saksi mata.
Tidak ada yang bisa memberi penjelasan bagaimana hewan yang mestinya terikat dan tak bisa berkeliaran itu bisa berada di Blok V Graha Indah, yang jauhnya sekitar dua kilometer dari RPH.
Reza, pelajar SMA Negeri 6 Balikpapan, juga diyakini tidak mengenakan helm saat mengebut dengan motornya tersebut. Remaja itu menghembuskan napas terakhir Selasa (1/11) pukul 16.00 Wita karena cedera parah di kepala.
Selain itu ia juga mengalami patah pergelangan tangan kanan.
Kerbau yang ditabraknya, karena sekarat dan kakinya yang patah, akhirnya juga langsung dijagal dan dagingnya dijual ke pasar.
"Kami masih mencari siapa sebenarnya pemilik kerbau tersebut," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kehewanan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kelautan (DPPK) Balikpapan drh Budijanto.
Apalagi, Remanro, orangtua mendiang, yang juga guru di SMA Negeri 3 Balikpapan, minta pertanggungjawaban sang pemilik. (ANT-188/A041)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011