Baghdad (ANTARA News) - Sedikitnya 10 orang tewas dalam tiga ledakan bom di sebuah pasar yang ramai di Baghdad, Minggu, ketika orang sedang berbelanja untuk perayaan Idul Adha, kata beberapa sumber kepolisian.

Ledakan-ledakan itu terjadi di Shurja, sebuah daerah komersial penting di Baghdad dimana toko dan pedagang menjual pakaian, elektronik, tekstil, makanan dan barang-barang lain, lapor Reuters.

"Saya bisa melihat api dan asap hitam membubung dan sejumlah besar mobil pemadam kebakaran, ambulan serta patroli polisi yang bergerak ke pasar tersebut," kata seorang saksi Reuters di dekat pasar Shurja.

Beberapa sumber kepolisian mengatakan, 10 orang tewas dalam serangan itu. Satu sumber di kamar mayat Baghdad menyatakan pihaknya telah menerima 10 mayat, sementara sumber di rumah sakit al-Kindi di Baghdad menyebut jumlah kematian delapan dan 26 orang cedera.

"Alasan di balik kebakaran itu adalah sabotase. Penyerang menggunakan bensin untuk membakar pasar tersebut," kata Mayor Jendral Qassim al-Moussawi, juru bicara operasi keamanan Baghdad.

Serangan itu merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang meningkat lagi di Irak dan terjadi menjelang penarikan penuh pasukan AS.

Ratusan orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Irak, termasuk sejumlah besar polisi Irak.

Menurut data resmi, sepanjang Oktober kekerasan di Irak menewaskan 258 orang.

Sebanyak 185 orang Irak tewas dalam kekerasan pada September, menurut angka resmi, sementara 239 orang tewas pada Agustus.

Pada Juli, 259 orang Irak tewas dalam serangan-serangan, angka kematian tertinggi kedua pada 2011.

Juni merupakan bulan paling mematikan sepanjang tahun ini, dimana 271 orang Irak dan 14 prajurit AS tewas dalam serangan-serangan.

Sebanyak 211 orang tewas dalam kekerasan pada April, menurut data resmi, sementara pada Mei jumlah orang Irak yang tewas dalam kekerasan mencapai 177.

Meski kekerasan tidak seperti pada 2006-2007 ketika konflik sektarian berkobar mengiringi kekerasan anti-AS, sekitar 300 orang tewas setiap bulan pada 2010, dan Juli merupakan tahun paling mematikan sejak Mei 2008.

Militer AS menyelesaikan penarikan pasukan secara besar-besaran pada akhir Agustus 2010, yang diumumkannya sebagai akhir dari misi tempur di Irak, dan setelah penarikan itu jumlah prajurit AS di Irak menjadi sekitar 50.000. Sisa pasukan AS itu akan ditarik sepenuhnya pada akhir tahun ini.

Penarikan brigade tempur terakhir AS dipuji sebagai momen simbolis bagi keberadaan kontroversial AS di Irak, lebih dari tujuh tahun setelah invasi untuk mendongkel Saddam.

Namun, pasukan AS terus melakukan operasi gabungan dengan pasukan Irak dan gerilyawan Kurdi Peshmerga di provinsi-provinsi Diyala, Nineveh dan Kirkuk dengan pengaturan keamanan bersama di luar misi reguler militer AS di Irak.

Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni 2009 telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaida.

Gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaida kini tampaknya menantang prajurit dan polisi Irak ketika AS mengurangi jumlah pasukan menjadi 50.000 prajurit pada 1 September 2010, dari sekitar 170.000 pada puncaknya tiga tahun lalu. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011