Surakarta (ANTARA News) - Semangat berkurban untuk kepentingan bangsa dan negara harus disertai dengan semangat menjalankan amar ma`ruf nahi munkar untuk mewujudkan negara yang berkeadilan.

Dalam ceramahnya yang disampaikan setelah kegiatan Shalat Iedul Adha di Kompleks Halaman Stadion Manahan Solo, Jateng, Minggu, Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat, Amrullah Abdul, mengatakan, konsep negara yang hendak dituju dengan semangat bangsa tersebut adalah negara yang berkualitas khairu ummah dan menekankan kepentingan rakyat.

"Dalam bahasa lain adalah masyarakat utama yang di dalamnya setiap warga dan para pejabat negaranya berkesadaran penuh menjalankan kewajiban dengan menyeru kepada kebajikan, memerintahkan yang ma`ruf (kebaikan), dan mencegah kemungkaran" kata dia.

Dia mengatakan syariat berkurban pada dasarnya adalah cara umat muslim untuk melakukan redistribusi pendapatan orang yang mampu kepada para fakir miskin.

"Tanpa kesediaan dan keikhlasan berkurban dari kaum elite bangsa, tujuan nasional kita tidak pernah akan tercapai karena berkurban akan membedakan mereka dengan kaum kapitalis dunia," kata dia.

Menurut Amrullah, syariat berkurban berasal dari Nabi Ibrahim dan ajaran Al Qur`an mengenai zakat infaq dan beramal adalah petunjuk nyata bahwa harta atau kekayaan tidak boleh menumpuk pada sekelompok kecil dalam masyarakat.

Hal tersebut, kata dia, telah diatur dalam surat Al Hasyr ayat 7.

Dalam Islam, kata Amrullah, konsep memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah bentuk kontrol sosial terhadap pemerintah sebagai pemegang amanah rakyat yang wajib dilakukan.

"Dengan demikian, kita membutuhkan sosok pemimpin yang berani mengajak rakyatnya pada kebajikan dan menegakkan keadilan serta tidak mengutamakan kepentingan kelompok dan golongannya," kata dia.

Dalam ceramahnya, Amrullah juga mengajak para jamaah shalat Iedul Adha untuk meneladani para nabi yang menegakkan kebenaran dari ajaran agamanya.

"Ketika Ibrahim melihat secara nyata lingkungan masyarakat dan negara di bawah kepemimpinan Namrud yang penuh kemusyrikan yang nyata, terlebih dahulu Ibrahim membenahi masyarakatnya dengan mengoreksi lingkungan keluarga terdekatnya terutama ayahnya," kata dia.

Shalat Iedul Fitri yang digelar di kompleks Halaman Stadion Manahan Solo pagi tadi dimulai sekitar pukul 06.20 dan diikuti ribuan warga Solo serta ratusan jamaah Majelis Tafsir Al Quran di eks Karesidenan Surakarta.

(U.SYS/A027)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011