"Masjid Al Salam sengaja dipilih untuk tempat Shalat Id dan halalbihalal WNI ini karena tempatnya cukup luas dan lokasinya berdekatan dengan permukiman mahasiswa Indonesia," kata Koordinator Idul Adha Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo, Nur Salim kepada ANTARA usai shalat Id, Ahad.
Nur Salim yang juga staf Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Kairo itu menjelaskan, WNI yang shalat Id ini sebagian besar mahasiswa, di samping keluarga staf KBRI, dan masyarakat Indonesia yang bermukim di Mesir.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, shalat Id bagi WNI ini dilakukan setelah warga Mesir melangsungkan shalat Id di Masjid yang sama.
Bertindak sebagai imam shalat Id adalah Ustadz Bustaman Siregar dan khatib Ustadz Mahmudi Muhson, MA.
Panitia menyediakan nasi kotak untuk santap gratis bagi semua anggota jamaah seusai shalat Id.
"Lumayan, selain bersilaturrahim, juga menikmati masakan khas Indonesia," ujar Umi Arifah, mahasiswi asal Karawang, Jawa Barat, sambil menenteng nasi kotaknya.
Nikmah Mawaddati, mahasiswi asal Jawa Tengah menuturkan bahwa Id berjamaah WNI ini memiliki kesan tersendiri untuk saling bertegur sapa sesama orang Indonesia di negeri Seribu Menara ini.
Sementara itu, khusus bagi mahasiswa yang kuliah di berbagai provinsi di luar kota Kairo, panitia menyediakan uang ganti transportasi bagi mereka yang menghadiri halalbihalal, kata Nur Salim yang juga alumnus Universitas Al Azhar, Mesir itu.
Adapun pemotongan hewan kurban bagi masyarakat Indonesia dilakukan di kompleks KBRI di Distrik Garden City, pusat kota Kairo usai shalat Id.
Ketua Seksi Hewan Kurban, Muhammad Wildan, menjelaskan, tersedia 13 ekor hewan kurban, yaitu tiga ekor sapi dan sembilan ekor kambing.
Mantan Duta Besar RI untuk Mesir, Bachtiar Aly, turut menyumbangkan satu ekor sapi dan seekor kambing.
Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia yang berbakti sebagai Dubes di Mesir pada 2002-2005 itu cukup terkesan di kalangan mahasiswa Indonesia setempat.
"Beliau cukup dekat dengan mahasiswa, itulah sebabnya meskipun sudah kembali ke Indonesia, tapi setiap Idul Adha beliau selalu menyumbangkan hewan kurban untuk mahasiswa," kata mantan Presiden Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir, Nur Fuad Shofiyullah.
Kesan senada diutarakan Irwan Tamsoa, mahasiswa asal Ternate, Maluku Utara.
"Pak Bachtiar cukup terkesan terutama penyediaan asrama atau sekretariat mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia," kata Irwan, merujuk pada usaha Bachtiar Aly yang semasa menjabat Dubes,"bergerilya" ke para gubernur, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten Sulawesi Selatan, Sumatera Barat dan lainnya untuk penyediaan asrama mahasiswa masing-masing daerah tersebut.
Jumlah WNI di Mesir saat ini berkisar 5.000 orang, sebagian besar di antaranya berstatus mahasiswa yang umumnya kuliah di Universitas Al Azhar yang tersebar di ibu kota Kairo dan di sejumlah kota provinsi, seperti Zakazik, Tanta, Mansurah dan Iskandariyah.
Dalam krisis politik di Mesir pada Januari dan Februari lalu, sebagian besar WNI tersebut sempat dievakuasi ke Indonesia, namun kini mereka telah kembali setelah keamanan terkendali.
(T.M043/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011