Kita tidak mau lagi pakai perusahaan katering bermasalah tahun depan jika setelah dilaporkan ternyata tidak juga direspon,"
Mekah (ANTARA News) - Memasuki puncak haji saat dua ratus ribu lebih calon haji Indonesia mulai bergerak menuju Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina) pada Jumat, (4/11), layanan makanan tetap menjadi perhatian utama semua pihak.
Pengalaman pelaksanaan haji tahun lalu yakni terjadinya antrian panjang jamaah saat akan mengambil makanan secara prasmanan banyak dikeluhkan dan bahkan menuai kritik sejumlah pihak, termasuk DPR.
Saat itu, jamaah yang sudah letih beribadah apalagi yang usia lanjut terpaksa harus antri untuk mengambil makanan, sehingga menambah kondisi letih jamaah.
Sistem antrian saat itu dilakukan hanya satu jalur untuk setiap meja yang menyiapkan makanan dan tidak diatur per kelompok, menjadikan antrian "mengular" di Padang Arafah.
"Pelayanan katering memang menjadi salah satu perhatian kita dan diharapkan tahun ini bisa menjadi lebih baik sehingga diharapkan tidak ada lagi antrian panjang," kata Ketua DPR Marzuki Alie.
Belajar dari pengalaman yang tidak mengenakkan layanan katering tahun lalu, maka Kementerian Agama pun melakukan berbagai pembenahan termasuk diantaranya mengingatkan agar perusahaan katering bekerja secara profesional.
Surat edaran pun telah dilayangkan oleh Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi selaku Penanggung Jawab Satuan Operasional Armina M. Syahrozi Dimyathi.
"Saya mengeluarkan surat edaran tentang imbauan dan persiapan pelaksanaan katering jamaah haji di Armina," kata Syahrozi.
Menurut dia, inti isi edaran itu adalah mengatur para jamaah saat mengantri makanan yang diatur oleh ketua kelompok terbang (kloter), ketua rombongan dan ketua regu.
"Masing-masing rombongan diberikan estimasi waktu 10-15 menit dan akan ada petugas yang jaga di situ untuk mempercepat antrian," katanya.
Antrian makanan perrombongan, katanya, diatur secara berurutan mulai dari rombongan 1 sampai 9 dan pada hari berikutnya dibalik dari urutan nomor tertinggi, yakni rombongan 9 sampai 1.
Pelayanan katering jamaah haji Indoensia di Arafah dilakukan empat kali, mulai makan malam tanggal 8-9 Zulhijah, di Mina sebanyak 11 kali, mulai 10-13 Zulhijah makan siang.
Saat berada di Muzdalifah diberikan satu kotak makanan ringan yang didistribusikan kepada jamaah di Arafah jelang keberangkatan ke Muzdalifah.
Menag mengecek
Menteri Agama Suryadharma Ali saat meninjau persiapan katering di Arafah, Mekah (Kamis, 3/11) menilai pelayanan tahun ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Dia selama dua jam secara rinci terus memeriksa persiapan katering, termasuk meninjau dapur dan meja serta ruangan yang akan digunakan untuk antrian jamaah.
Menag dalam kunjungan itu tak henti-hentinya memeriksa dan meyakinkan pihak paling bertanggung jawab, yaitu muassasah agar menjamin ketersediaan makanan jangan sampai habis.
"Dipastikan bahwa pelayanan katering akan lebih baik dibanding tahun lalu, karena kita menerapkan antrian dua jalur sementara tahun lalu satu," katanya.
Tahun lalu, kata Menag, antrian jamaah untuk ambil makanan prasmanan masih satu jalur dan sekarang dibuat dua jalur untuk memperpendek antrian.
Selain itu, tahun ini juga dilakukan antrian diatur rombongan per rombongan, sehingga diharapkan tidak lagi ada antrian panjang.
"Tahun lalu tidak diatur perombongan sehingga satu kloter yang jumlahnya mencapai 350-400 orang sekaligus, sehingga menjadikan antrian terlalu panjang," kata Suryadharma.
Hal lain yang alami perubahan tahun ini adalah ruang makanan prasmanan tahun ini lebih besar dibanding tahun lalu, sehingga layanan makanan bisa lebih leluasa lagi.
Menag juga minta kepada perusahaan katering melalui muasassah memastikan agar masakan mulai dari bahan baku, masak hingga pelayanan harus bersih dan kesehatan terjamin.
"Oleh karena itu saya minta agar perushaan katering dan muasassah juga menyiapkan ahli nutrisi dan gizi untuk memastikan makanan yang dikonsumsi jamaah layak dikonsumsi," kata Menag.
Menag mengancam
Begitu pentingnya layanan katering, Menag pun menyampaikan ancaman kepada perusahaan katering yang tidak bisa memberikan layanan makanan dengan baik kepada jamaah haji selama di Armina diancam masuk "daftar hitam".
"Kita tidak mau lagi pakai perusahaan katering bermasalah tahun depan jika setelah dilaporkan ternyata tidak juga direspon," tegasnya.
Menurut Menteri, tindakan tegas itu dilakukan dalam upaya memberikan jaminan makanan kepada jamaah asal Indonesia saat ingin makan selama wukuf dan untuk mengingatkan perusahaan katering untuk melayani dengan baik.
Dikatakan jika ada jamaah yang tidak puas dengan layanan katering maka bisa melaporkan kepada pimpinan kelompok terbang (kloter) yang selanjutnya disampaikan ke muasassah, yang bertugas menunjuk perusahaan katering.
"Tapi jika setelah ada laporan dan tidk ada respon maka akan diperhitungkan pada tahun mendatang, yaitu kita tidak mau pakai lagi perusahaan itu dan masuk dalam daftar hitam" tegas Menag.
Dia mencontohkan, tahun lalu ada perusahaan katering yang tidak baik memberikan layanan kepada jamaah calon haji Indonesia saat di Madinah.
Saat itu, katanya, ada perusahaan katering yang tidak bertanggung jawab dan tidak memberikan makanan berkualitas sehingga mengakibatkan sejumlah jamaah diare.
"Tahun ini perusahaan tersebut tidak diberi kesempatan lagi menyediakan makanan kepada jamaah kita, langsung masuk" daftar hitam"," kata Suryadharma.
Menag mengakui pihaknya tidak mau lagi kejadian tak menyenangkan tahun lalu terulang lagi, sehingga sikap dan tindakan tegasnya harus dilakukan untuk menjamin kelancaran dan ketersediaan makanan bagi dua ratus lebih jamaah haji Indonesia.
(A025)
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011