Magelang (ANTARANews) - Ratusan korban banjir lahar dingin Gunung Merapi Desa Sirahan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, melaksanakan shalat Idul Adha 1432 Hijriyah di kompleks hunian sementara Mancasan yang kini sebagai tempat tinggal mereka.
Shalat Id dengan imam dan khatib Ketua PC GP Ansor Kabupaten Magelang, Chabibullah tersebut berlangsung di lorong-lorong hunian sementara (huntara) dengan suasana haru, sebagian jamaah terutama kaum ibu terlihat meneteskan air mata.
Seorang penghuni huntara Mancasan, Sutilah (60) usai shalat Id, mengatakan merasa terharu dan ingat waktu sebelum bencana banjir lahar dingin menerjang kampungnya.
"Saya sangat sedih, menempati huntara sendirian karena suami telah meninggal sedangkan anak saya tinggal di Jambi," katanya sambil meneteskan air mata.
Ia berharap kondisi di Desa Sirahan cepat aman sehingga bisa kembali ke kampung atau menempati rumah permanen.
Chabibullah dalam khotbahnya mengatakan, pengorbanan merupakan salah satu syarat mendekatkan diri kepada Allah seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail.
Ia mengatakan, warga Sirahan sedang mendapat ujian dari Allah dengan bencana banjir lahar dingin dan kini menempati huntara.
"Cobaan ini membuktikan bahwa Allah mencintai hambaNya karena dengan ujian ini akan meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan manusia," katanya.
Koordinator Huntara Mancasan, Feri Susanto mengatakan, jumlah penghuni Huntara mancasan sebanyak 106 keluarga. Pada musim hujan ini mereka tidak berani pulang kampung karena sewaktu-waktu bahaya banjir lahar dingin mengancam wilayah Sirahan.
(H018/Z002)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011