Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Investor Korea Selatan (Korsel) dari kelompok usaha Joo Woo Institude akan membangun industri cairan infus di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Kepastian pembangunan industri tersebut dikemukakan Kim Soon Min, Presiden Direktur (Presdir) perusahaan tersebut saat bertemu Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah di Bupati Bantaeng, Sabtu.
Sebagai tanda keseriusan pemodal dari negeri ginseng tersebut, Januari 2012 akan dilakukan peletakan batu pertama dan tiga bulan kemudian (April) mesin-mesin sudah didatangkan, terang Kim Soon Min.
Bos kelompok usaha Joo Woo Institude itu berada di Bantaeng bersama Dr dr Kang MD dari Primary Cooperative Indonesia Medical Association serta Kepala UPTD Transfusi Darah Sulsel dr Kusriny A Passinringi dan dr Talib Sayuti M.Kes.
Untuk membangun industri yang akan memanfaatkan air alam Ere Merasa tersebut, Joo Woo Institude menggandeng perusahaan farmasi PT Grasia Bandung, Perusda Sulsel dan Pemda Kabupaten Bantaeng.
Setelah industri cairan infus yang akan menyerap tenaga kerja sebanyak seribu orang ini rampung, perusahaan patungan ini akan membangun industri farmasi dan sejumlah industri ikutan lainnya, tambah dr Kusriny A Passinringi.
Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah menyambut baik keseriusan investor Korsel untuk pengelolaan cairan infus tersebut. "Kami sangat wellcome dan siap memberi kemudahan," ujarnya.
Bupati yang didampingi Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Bantaeng Ratna Lantara dan Kepala Unit Transfusi Darah Bantaeng dr M Akbar Priyono mengatakan, kehadiran industri cairan infus ini akan melengkapi industri strategis lainnya yang terlebih dahulu hadir di daerah berjuluk Butta Toa (tanah tua) ini.
Industri yang sudah berproduksi masing-masing industri pengolahan ikan (Surimi) dan industri pengolahan talas (Satoimo). Kedua industri tersebut merupakan penanaman modal asing (PMA) dari Jepang.
Selain itu, masih ada industri pengisian gas untuk rumah tangga pada enam kabupaten di wilayah bagian selatan Sulsel seperti Jeneponto, Bulukumba, Selayar, Sinjai, Bantaeng dan Takalar.
Untuk mewujudkan kehadiran industri yang memanfaatkan air alam Ere Merasa, Bupati HM Nurdin Abdullah mengatakan, Pemda siap mendukung. "Apapun yang diinginkan, kami akan menyiapkan, terlebih bila itu hanya bersifat administratif seperti perizinan," jelasnya.
Selain itu, Pemda juga menyiapkan lahan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, ujarnya.
"Apapun yang dibutuhkan yang penting investor membawa teknologi dan mesin-mesinnya ke daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini, kami siap membantu," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel dr H Rachmat Latief pada pertemuan perintisan pembangunan industri ini beberapa waktu lalu mengatakan, pembangunan industri farmasi strategis tersebut memiliki prospek pasar yang cerah sebab kebutuhan cairan infus di Sulsel mencapai enam juta botol/tahun.
Kebutuhan sebanyak itu diserap rumah sakit pemerintah yang tersebar mulai dari rumah sakit type A Wahidin Sudirohusodo, type B RS Labuang Baji dan RS Daya serta RS type C yang tersebar di kabupaten se Sulsel.
Ia berharap, kehadiran industri ini akan memenuhi kebutuhan cairan infus di kawasan timur Indonesia dengan harga terjangkau sebab selama ini industri seperti ini hanya terdapat di Jawa (95 persen) dan di Sumatera (lima persen). (T.KR-HK/F003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011