Jakarta (ANTARA) - Daerah Otonom Tibet di China barat daya telah mencapai kemajuan dalam penelitian arkeologi prasejarah berkat berbagai upayanya selama bertahun-tahun dalam penelitian tentang budaya paleolitik, asal-usul manusia, dan garis keturunan budaya arkeologi.

Sebanyak 21 proyek investigasi dan penggalian arkeologi diluncurkan pada 2021, dan survei spesifik terhadap 277 kuil gua (grotto temple) berhasil dituntaskan tahun lalu, menurut biro warisan budaya regional.

Biro tersebut menyatakan bahwa sebuah "kerangka waktu-ruang dari budaya arkeologi prasejarah" kini telah dibentuk di Tibet.

Pada 2020 dan 2021, sejumlah arkeolog melakukan berbagai penggalian di 10 makam, lubang, dan situs kehidupan manusia lainnya di situs peninggalan Mapotso di wilayah Kangmar, yang berusia sekitar 4.000 tahun.

"(Situs peninggalan) itu adalah situs prasejarah paling awal yang kami temukan di pusat Tibet. Lebih penting lagi, (penggalian) itu merupakan jenis budaya arkeologi baru yang unik dari memancing dan berburu di tepi danau di Tibet," kata Shaka Wangdu, seorang peneliti di institut perlindungan peninggalan budaya regional.

Dia mengatakan bahwa penemuan itu sangat penting dalam mengeksplorasi budaya prasejarah serta bagaimana manusia beradaptasi dengan cuaca dingin dan kelangkaan oksigen di dataran tinggi.

Tibet akan melanjutkan penelitian arkeologi prasejarahnya dan menyelesaikan lebih dari 10 proyek arkeologi pada 2022.

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022