Desa Wisata menjadi salah satu alternatif wisata alam yang dapat menghadirkan keunikan...
Sangat penting meraih kepercayaan wisatawan melalui Prinsip Sapta Pesona, CHSE dan Pelayanan Prima melalui kegiatan seperti Sosialisasi Sadar Wisata guna mempersiapkan masyarakat di sekitar destinasi termasuk desa atau kampung wisata dalam menyambut pengunjung, agar mendapatkan pengalaman berkesan.

"Untuk memperkuat model pengelolaan desa wisata saat ini harus dapat mempertahankan kearifan lokal dan menawarkan pengalaman holistik alias menyeluruh dengan pilihan aktivitas wisata yang memberi pengalaman otentik dan nilai nilai budaya setempat agar para wisatawan merasa betah dan mau berkunjung kembali," kata Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf RI, Frans Teguh.

Frans menegaskan harapan untuk terus dapat berkolaborasi dalam membangun komitmen dan kredibilitas daerah wisata, sehingga pengunjung merasa nyaman, aman dan percaya.

“Kita ingin benar-benar menghadirkan standar pelayanan yang baik melalui penyediaan fasilitas wisata dan SOP yang memadai dari destinasi wisata yang dikunjungi,” tambahnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir Teti Naibaho mengakui manfaat kegiatan sosialisasi bagi daerahnya.

Menurut Teti acara seperti itu mampu menyegarkan kembali pengetahuan warga di Kabupaten Samosir di masa pemulihan sektor pariwisata khususnya dalam melayani kunjungan wisatawan yang meliputi unsur unsur Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE.

Baca juga: Kemenparekraf targetkan 3.000 peserta ikuti ADWI 2022

Meski sektor pariwisata telah banyak mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Teti berpendapat bahwa banyak pelaku pariwisata di Samosir yang belom menggali potensinya secara maksimal dalam pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung, baik dari sisi jumlah maupun kapasitasnya.

Sementara itu, hingga saat ini Kabupaten Samosir telah memiliki 54 desa wisata, 310 homestay, 65 pengelola sanggar wisata dan budaya, 20 situs budaya yang telah menjadi obyek wisata, dan juga mengembangkan 8 destinasi wisata pantai.

Tak mandeg sampai di situ, sosialisasi untuk membangkitkan kesadaran wisata hendaknya dilaksanakan secara berkelanjutan, dan menyeluruh, misalnya meliputi pelatihan terkait potensi produk pariwisata, kewirausahaan dan pelatihan bidang pariwisata lain yang nantinya bakal melahirkan local champion atau penggerak dalam pengembangan di desa wisata masing-masing.

Dimulai pertengahan Maret 2022 lalu di Lombok, Nusa Tenggara Barat, kegiatan sosialisasi merupakan bagian dari rangkaian Kampanye Sadar Wisata yang akan berlangsung di 65 desa wisata dari enam Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Indonesia selama tahun 2022-2023, yang meliputi Lombok (Nusa Tenggara Barat), Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara); dan Labuan Bajo/Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur).

Baca juga: Sandi: Pengembangan SDM jadi hambatan paling banyak dialami pokdarwis

Baca juga: Sandiaga: Zona 5 di ADWI 2022 berpotensi lahirkan desa wisata unggulan

Baca juga: Sandiaga ajak lebih banyak desa wisata Indonesia timur ikut ADWI 2022

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022