Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi Partai Hanura, Saleh Husin mengatakan, enam fraksi di DPR RI telah sepakat untuk membuat Poros Kebersamaan. Enam fraksi itu adalah Fraksi PKS, Fraksi PAN, Fraksi PPP, Fraksi PKB, Fraksi Gerindra dan Fraksi Hanura.
Pembentukan Poros Kebersamaan itu, kata Saleh Husin adalah untuk menyikapi sikap arogansi fraksi-fraksi besar seperti Fraksi PD, Fraksi Golkar dan Fraksi PDIP yang tak mau menurunkan angka ambang batas perolehan kursi parlemen atau parliamentary threshold dari 4 persen.
"Enam pimpinan fraksi sudah bertemu dan sepakat membentuk Poros Kebersamaan. Kata Poros Kebersamaan itu lebih tepat dibanding Poros Tengah dan dalam waktu dekat akan diumumkan" kata Saleh Husin kepada ANTARA News, Jakarta, Jumat.
Ia menyebutkan, pengggunaan kata Poros Kebersamaan tersebut didasarkan pada sikap yang sama dari enam fraksi tentang Rancangan Undang-Undang Pemilu yang saat ini sudah mulai dibahas di tingkat Panitia Khusus.
"Ada kesamaan dari enam fraksi ini menyikapi RUU Pemilu seperti angka ambang batas, pengurangan alokasi kursi, pembagian sisa suara," ujar Saleh.
Salah satu poin penting yang akan dilakukan oleh Poros Kebersamaan ini adalah memperjuangkan angka ambang batas perolehan kursi parlemen sebesar 2,5 persen.
"Enam fraksi akan kompak dan akan mempertahankan angka ambang batas perolehan kursi parlemen 2,5 persen dalam pembahasan RUU Pemilu nanti," kata Saleh
Menurut dia, mempertahankan angka 2,5 persen itu tak lain adalah untuk kelangsungan demokrasi.
"Angka PT 2,5 persen adalah angka moderat. Kalau angka ambang batas itu dinaikan menjadi 4 persen, diperkirakan lebih dari 30 juta suara terbuang dan ini artinya demokrasi tidak berjalan dengan baik," kata Saleh.
Selain itu, tambah dia, dengan angka 4 persen, ada kesan bahwa partai-partai besar ingin menghapus atau menghilangkan partai-partai menengah dan kecil.
"Partai Demokrat, Partai Golkar dan PDIP terlalu memaksakan diri untuk angka ambang batas yang besar," kata Saleh. (Zul)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011