Rabat (ANTARA News/IINA/OANA) - Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI) Prof. Ekmeleddin Ihsanoglu menandaskan keinginan untuk mengkoordinasikan upaya-upaya di semua tingkatan untuk menghadapi keagresifan kampanye dan serangan-serangan terhadap Islam, di samping lambang-lambangnya dan nilai-nilainya yang mulia. Berbicara kepada para wartawan di sini kemarin di sela-sela Konferensi Menteri-menteri Penerangan Kedelapan dari 57 negara anggota OKI, yang dimulai Selasa, Prof. Ihsanoglu mengatakan, media di dalam dunia Islam telah melewati satu tahapan sensitif. Ketua OKI menyerukan berbagai kalangan Muslim bekerjasama untuk menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh umat Islam. Dia mengatakan, bahwa konferensi hari ini diselenggarakan dalam situasi yang sensitif di tingkat domestik OKI, yang menyaksikan peningkatan perbaikan Kantor Berita Islam Internasional (IINA) dan Organisasi Siaran Negara-negara Islam (ISBO). Pertemuan Persiapan tingkat para Pejabat Senior yang berlangsung dua hari itu ditutup kemarin. Dalam pidato pembukaan Ahad, Wakil Menteri Bidang Media pada Kementerian Kebudayaan dan Informasi, Dr Abdullah Al Jasser, menyoroti usaha-usaha untuk mengatasi kendala tersebut yang dilakukan oleh negaranya, dalam rangka pelaksanaan keputusan-keputusan Sidang Ketujuh, yang dipimpin oleh keluarga Kerajaan, terutama berkaitan dengan tindakan terus-menerus untuk memodernisasi dan mengubah sistem informasi pada OKI. Mewakili Marokko pada pertemuan itu, Sekjen Kementerian Penerangan Redouane Belardi menyambut baik partisipasi para delegasi. Dia menandaskan pentingnya persidangan saat ini yang berlangsung di kota Rabat, yang telah menjadi tuan rumah pertemuan OKI secara terus-menerus sejak 1969. Dia menjelaskan bahwa, pada persidangan sekarang ini, yang dilakukan beberapa hari setelah agresi Israel terhadap Jalur Gaza, merupakan tonggak dalam proses tindakan bersama negara-negara Islam. Ahmed Laajimi, wakil Sekjen OKI, menggarisbawahi masalah-masalah penting yang rumit dalam Sidang Kedelapan ini, sejak hal itu dilaksanakan bersamaan dengan peringatan ke-14 pembentukan OKI. Dia juga merujuk pada tema-tema luar yang dibahas dalam persidangan, dan mencatat dokumen-dokumen yang diajukan pada pertemuan, termasuk laporan Sekjen OKI, rancangan resolusi mengenai masalah-masalah informasi dan kode etik bagi media informasi di negara-negara anggota. Masalah Palestina dan peluncuran Saluran Satelit Islam yang akan bertindak sebagai corong Dunia Muslim, juga menjadi masalah-masalah penting yang akan dibahas dalam sidang tingkat menteri selama dua hari itu. Topik-topik lainnya dalam agenda pertemuan, termasuk usulan mengenai kode etik sebagai panduan bagi organisasi-organisasi media di negara-negara anggota OKI, dengan tujuan untuk melindungi negara, nilai-nilai dan kepentingannya, aktifitas informasi OKI dan sektor komunikasi, di samping restrukturisasi IINA yang berpusat di Jeddah dan Organisasi Layanan Siaran Negara-negara Islam. Semua itu untuk meningkatkan Komite Tetap bidang Informasi dan Kebudayaan, yang juga berperan dan membantu Lembaga Solidaritas Digital Global.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009