Jadi artinya tanpa ada tambahan kebijakan tadi (PPN dan Pertamax naik) sebetulnya sudah lebih tinggi jauh lebih tinggi dibanding tahun kemarin yang 1,8 persen
Jakarta (ANTARA) - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menyiapkan empat skenario proyeksi inflasi Indonesia tahun ini dengan skenario terendah mencapai di atas 2,5 persen dan tertinggi mencapai di atas 5,5 persen.
“Kami sudah melakukan simulasi terhadap inflasi,” kata Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal dalam acara CORE Quarterly Review 2022 di Jakarta, Selasa.
Faisal menyatakan skenario pertama yakni tingkat inflasi Indonesia tahun ini diprediksi di atas 2,5 persen memang akan terjadi, meski pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan kenaikan PPN dan Pertamax.
Hal itu mengingat inflasi tahun ini memang diprediksi lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang sebesar 1,8 persen karena aktivitas masyarakat semakin pulih sehingga permintaan semakin melonjak.
“Jadi artinya tanpa ada tambahan kebijakan tadi (PPN dan Pertamax naik) sebetulnya sudah lebih tinggi jauh lebih tinggi dibanding tahun kemarin yang 1,8 persen,” ujarnya.
Skenario kedua yaitu tingkat inflasi tahun ini diprediksi di atas 3,5 persen seiring adanya kebijakan pemerintah berupa penerapan PPN 11 persen dan kenaikan harga Pertamax pada April.
Skenario ketiga yaitu tingkat inflasi tahun ini diperkirakan di atas 5 persen jika skenario kedua yaitu adanya penerapan PPN 11 persen dan kenaikan harga Pertamax ditambah potensi kenaikan harga Pertalite yang diasumsikan menjadi Rp9.000.
Baca juga: Pemerintah tetap optimalkan TPIN jaga inflasi meski ekspor surplus
Sementara skenario terakhir yakni tingkat inflasi tahun ini diperkirakan mencapai di atas 5,5 persen apabila skenario kedua ditambah skenario ketiga serta adanya kenaikan harga gas LPG tiga kilogram menjadi Rp20.000.
“Ini potensinya kenaikannya bisa di atas 5 persen, bahkan 5,5 persen kalau semua (PPN 11 persen serta harga Pertamax, Pertalite dan LPG tiga kilogram naik) dilakukan,” tegas Faisal.
Menurutnya, potensi lonjakan inflasi ini akan mempengaruhi daya beli masyarakat ,terutama kelas menengah ke bawah, sehingga berdampak terhadap pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.
“Ini akan terasa dampaknya kepada masyarakat. Inflasi ini akan dirasakan berbeda oleh masyarakat kelas atas dan bawah, itu akan jauh berbeda,” katanya.
Empat skenario prediksi CORE Indonesia terkait tingkat inflasi Indonesia 2022 tersebut di atas yang telah ditargetkan pemerintah sebesar 3,0±1 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mencatat inflasi sepanjang Januari sampai Maret 2022 sebesar 1,2 persen.
Baca juga: BPS catat inflasi 0,66 persen pada Maret 2022
Baca juga: BPS: Cabai merah dan minyak goreng picu inflasi Maret 2022
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022