Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 dari sebelumnya 4,4 persen menjadi 3,5 persen di tengah berbagai tekanan yang masih berlanjut.
"Pemulihan ekonomi global diperkirakan terus berlanjut meski lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, disertai ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan Bulan April 2022 Cakupan Triwulanan yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina berdampak pada pelemahan transaksi perdagangan, kenaikan harga komoditas, dan ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah penyebaran COVID-19 yang menurun.
Pertumbuhan ekonomi berbagai negara, seperti Eropa, Amerika Serikat (AS), Jepang, Tiongkok, dan India diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.
Volume perdagangan dunia juga diprediksikan lebih rendah sejalan dengan perlambatan ekonomi global dan gangguan rantai pasokan yang masih berlangsung.
"Harga komoditas global mengalami peningkatan, termasuk komoditas energi, pangan, dan logam, sehingga memberikan tekanan pada inflasi global," ujarnya.
Di sisi lain, Perry menilai ketidakpastian pasar keuangan global juga masih tinggi seiring dengan masih berlanjutnya ketegangan geopolitik di tengah percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara maju, termasuk AS, sejalan dengan semakin tingginya tekanan inflasi.
Hal tersebut mendorong terbatasnya prospek aliran modal asing, khususnya portofolio, dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Baca juga: Sri Mulyani: Perbaikan ekonomi global tertahan akibat perang Ukraina
Baca juga: Indonesia pastikan jalankan amanah Presidensi G20 atasi isu global
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022