Palembang (ANTARA News) - Kota Palembang di Sumatera Selatan dipastikan meraih penghargaan sebagai "Environmentally Sustainable City" atau kota dengan penataan lingkungan berkelanjutan terbaik tingkat ASEAN untuk katagori "clean land".
Wali Kota Palembang, Eddy Santana Putra, di Palembang, Jumat, mengatakan bahwa penghargaan tersebut akan diberikan dalam rangkaian kegiatan ASEAN Summit di Bali, 24 November nanti.
Palembang mendapatkan penghargaan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya tahun 2008 juga meraih predikat "Environmentally Sustainable City" terbaik tingkat ASEAN itu, kata dia.
Menurut dia, Kota Palembang mendapat penghargaan katagori lingkungan bersih, sedangkan Makassar meraih penghargaan untuk kategori berudara bersih, dan Banjarmasin katagori air bersih.
Berbeda dengan dua tahun lalu, kali ini Indonesia mendapatkan penghargaan untuk tiga katagori dan tiga kota yang berbeda, ujar Eddy pula.
Ia menyatakan, penghargaan yang kedua kalinya diraih Kota Palembang itu merupakan bukti nyata bahwa program ramah lingkungan dan kebersihan yang selama ini dicanangkan di ibu kota Provinsi Sumsel ini telah berhasil.
Keberhasilan tersebut tentu diharapkan mampu menjadi pemacu warga untuk terus meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan di kota ini, kata dia.
Dia menjelaskan, saat ini, program berudara bersih juga terus dioptimalkan dengan menerapkan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan mengganti bahan bakar minyak menjadi gas baik untuk kendaraan maupun pada rumah tangga.
Program tersebut diharapkan mampu mendorong Palembang tidak hanya bersih di lingkungan darat, tetapi juga bersih pada udara dan air di sini, ujar dia.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Palembang, Kemas Abubakar menambahkan, keberhasilan Palembang memanfaatkan lahan secara efektif menjadi salah satu penilaian utama sehingga meraih penghargaan di Asia Tenggara itu.
Penilaian itu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan 11 negara Asia Tenggara, sehingga Palembang terpilih, ujar dia.
Ia mengatakan, Palembang berhasil memanfaatkan tanah menjadi lahan efektif, seperti di kawasan Gandus, Pulo Kemaro, dan Hutan Wisata Alam Punti Kayu.
Pada kawasan tersebut yang semula hanya tanah dengan mayoritas rawa, kini menjadi perkebunan, persawahan dan objek wisata, kata Abubakar. (ANT-037)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011