"Berdasarkan data sementara lahan persawahan seluas 305 hektare terendam banjir hingga dua meter lebih, mengakibatkan para petani gagal panen," kata Asisten II Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Desri saat dihubungi dari Kota Padang, Kamis malam.
Menurut dia, petani seharusnya memasuki musim panen bulan ini, namun akibat banjir yang merendam lahan persawahan mengakibatkan mereka gagal panen.
"Ada juga sebagian masyarakat telah memanen sebelum banjir melanda," katanya menambahkan.
Menurut Desri, di samping lahan persawahan, tanaman palawija seluas 316 hektare juga terendam banjir.
"Ratusan hewan ternak baik kambing, ayam maupun sapi terbawa hanyut arus deras saat banjir," ujar dia.
Menurut dia, banjir kali ini termasuk yang terbesar dalam 50 tahun terakhir, karena hampir 70 persen wilayah Pesisir Selatan terendam air akibat luapan sungai-sungai besar.
"Setidaknya 10 dari 12 kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan terkena banjir," katanya.
Sejauh ini enam warga dinyatakan hilang terbawa arus banjir dan hingga kini belum ditemukan.
"Pencarian terus dilakukan dengan menyisir pantai-pantai maupun aliran sungai, sementara korban luka berat mencapai tujuh orang," ujar Desri.
Berdasarkan data sementara, hingga Kamis malam rumah warga yang terendam banjir sebanyak 102.190 unit, sedangkan rumah hanyut dibawa arus 20 unit.
Selanjutnya rumah rusak parah 51 unit, rusak ringan 201 unit, dan 732 unit rusak sedang.
Selain rumah warga, dua puskesmas juga rusak, lima poliklinik desa, sementara satu unit mobil ambulans hanyut terbawa arus.
Tiga unit gedung sekolah juga dilaporkan hanyut, 22 unit terendam banjir dan sembilan lainnya rusak berat. Sebanyak 24 unit rumah ibadah juga terendam banjir. (ZON/R014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011