Laut dan ekosistem pesisir mempunyai fungsi penting dalam pengendalian perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan pihaknya menerapkan strategi ekonomi biru yang dinilai memiliki kemampuan yang sangat besar dalam rangka menghambat laju perubahan iklim.
"Kemampuan karbon biru ini sering dikatakan lebih besar dibandingkan kemampuan yang sama dari vegetasi daratan, atau karbon hijau," kata Menteri Trenggono dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Berdasarkan data, lanjutnya, Indonesia memiliki peran penting dalam hal mitigasi perubahan iklim dari aspek karbon biru karena memiliki ekosistem mangrove seluas 3,36 juta hektare dan padang lamun seluas 3 juta hektare yang berpotensi hingga 17 persen sebagai cadangan karbon biru dunia.
Ia mengemukakan, strategi ekonomi biru yang diterapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan kesehatan laut dalam rangka menahan laju perubahan iklim, serta mempercepat pembangunan ekonomi berbasis kelautan secara berkelanjutan.
Strategi tersebut berupa penguatan ekosistem karbon biru (blue carbon) dengan memperluas dan menjaga secara ketat kawasan konservasi mangrove, padang lamun, dan terumbu karang.
Baca juga: Menteri LHK soroti peran ekonomi biru untuk penurunan emisi karbon
Kemudian, menerapkan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan perikanan budidaya berkelanjutan, serta penataan pemanfaatan ruang laut dan pulau-pulau kecil yang mengutamakan perlindungan ekosistem.
“Laut dan ekosistem pesisir mempunyai fungsi penting dalam pengendalian perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Untuk menyukseskan berjalannya strategi ini, Menteri Trenggono berharap penguatan sinergi dengan berbagai pihak, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, antara lain dalam hal merestorasi ekosistem mangrove.
Sebelumnya terkait ekonomi biru, Indonesia dan Panama menjajaki kerja sama di bidang konservasi perairan untuk keselarasan penerapan konsep ekonomi karbon biru dalam rangka menekan emisi karbon yang menjadi salah satu penyebab perubahan iklim.
"Langkah ini berkaitan dengan implementasi program ekonomi biru yang salah satunya melalui perluasan kawasan konservasi dan di mana salah satu (targetnya) 32,5 juta hektare," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Panama Erika Mouynes di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), 8 April.
Baca juga: RI dorong perkuat kolaborasi aksi iklim berbasis kelautan di forum G20
Menteri Trenggono memaparkan, kawasan konservasi perairan Indonesia setiap tahun terus bertambah dan ditargetkan pada 2030 mencapai 32,5 juta hektare.
KKP, ujar dia, juga sedang membuat rencana target untuk dapat memperluas kawasan konservasi hingga 30 persen dari luas perairan. Kawasan konservasi perairan adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.
Area tersebut, lanjutnya, erat kaitannya dengan karbon biru karena mangrove, lamun maupun biota lain yang ada di perairan tersebut mampu menyerap karbon dalam jumlah besar.
Baca juga: KKP-Kadin sinergi tingkatkan investasi berbasis ekonomi biru
Baca juga: Airlangga: Investasi ekonomi hijau dan biru bakal percepat pembangunan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022