... Sejauh ini pembangunan masih terkosentrasi di Pulau Jawa...
Manado (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyebarluaskan produk-produk mereka di Manado. Satu hal yang menjadi fokus adalah peningkatan konektivitas nasional; dan itu memerlukan sejumlah prasyarat utama dan pendukung.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas, Dedy S Priatna, mengemukakan hal itu. Diperlukan optimalisasi dalam tiga hal, yaitu sinkronisasi dan integrasi transportasi, logistik, ICT, dan pengembangan koridor atau klaster industri; pengembangan upaya terobosan melalui reformasi kebijakan dan regulasi; serta peningkatan produktivitas prasarana yang tersedia.

Tidak kalah pentingnya adalah pembangunan infrastruktur baru berupa pengembangan proyek-proyek konektivitas yang terintegrasi dengan kebutuhan industri serta pembangunan proyek-proyek terobosan pengentas kebuntuan itu.
 
Priatna menyatakan, sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, migas, dan pertambangan nasional, Koridor Sulawesi sangat memerlukan dukungan sistem logistik meliputi jaringan distribusi, jaringan transportasi, jaringan informasi, dan jaringan keuangan.

"Wilayah Sulawesi di bagian terdepan Indonesia dan bersinggungan dengan dunia luar, menjadi beranda terdepan di wilayah timur Indonesia, baik dalam investasi maupun dalam interaksi kegiatan ekonomi antara aktivitas nasional dengan lingkungan global," katanya.

Anggota Komisi XI DPR-RI, Edwin Kawilarang, yang turut dalam diseminasi itu, mengatakan, "Sejauh ini pembangunan masih terkosentrasi di Pulau Jawa."

Sementara Indonesia Timur, yang berpotensi menjadi sumber pertumbuhan baru Indonesia, pertumbuhannya masih rendah. Karena itu, dia berharap pemerintah memprioritaskan pembangunan di wilayah Indonesia Bagian Timur, khususnya dalam kemandirian pangan dan energi.

Dalam konteks penguatan konektivitas nasional, Kawilarang mengutarakan pembangunan infrastruktur pelabuhan mutlak dikedepankan.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011