Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menjalin kerjasama dengan Japan for International Cooperation Agency (JICA) dalam mengantisipasi bencana sebagai akibat terjadinya perubahan iklim.
"Jepang memiliki pengalaman dalam menangani bencana semacam ini, ini yang menjadi dasar kerjasama dengan kami," kata Dirjen Sumber Daya Air Departemen PU, Iwan Nusyirwan Diar di Jakarta, Rabu.
Iwan yang ditemui disela-sela seminar kerjasama dengan JICA mengenai antisipasi bencana akibat perubahan iklim mengatakan, bersama JICA berusaha merumuskan sebuah kebijakan dan strategi pengelolaan sumber daya air menghadapi perubahan iklim.
Sejak Kyoto Protocol disepakati Indonesia, maka perlu dibuat beberapa strategi kedepan terhadap dampak perubahan iklim, jelas Iwan.
Strategi-strategi tersebut diantaranya, strategi mitigasi dengan mengelola tata air pada lahan- lahan gambut (low land) dalam rangka mengurangi kerentanan kebakaran pada lahan gambut (pengendalian emisi gas rumah kaca) dan mendukung kegiatan penghijauan di daerah aliran sungai yang kritis dan kawasan hulu sungai.
Strategi adaptasi melalui peningkatan pengelolaan bangunan infrastruktur sumber daya air untuk mendukung ketahan pangan, pengembangan pengelolaan resiko bencana untuk
banjir dan kekeringan.
Perlindungan pantai karena permukaan air laut mengalami kenaikan ditandai dengan mencairnya es di kutub utara. Kemudian, meningkatkan kampanye hemat air.
Kedua strategi diatas sangat penting dilakukan karena perubahan iklim juga dapat berdampak pada terjadinya krisis pangan, krisis air global dan krisis energi sebagai akibat dari kondisi perubahan iklim yang ekstrem.
Dampak perubahan iklim tidak hanya dialami oleh Indonesia namun juga dialami negara- negara dibelahan dunia lainnya termasuk Jepang.
Dari data yang ada menunjukan bahwa telah terjadi anomali yang signifikan, khususnya dalam 25 tahun terakhir seperti meningkatnya temperatur global, naiknya permukaan air laut dan sering terjadinya kondisi ekstrim seperti banjir, tanah longsor dan
kekeringan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009