Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mendukung diaspora untuk berkembang dengan mengandalkan jaringan internasional dan kantor cabang, sebagai salah satu komitmen untuk mendukung pemerintah dalam mengeksplorasi setiap peluang untuk bisnis perdagangan internasional.
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan mengatakan sebagai mitra perbankan global, BNI menetapkan lima target segmen untuk bisnis internasional, yakni diaspora, UMKM, komersil, korporasi dan anak perusahaan Indonesia, Multinational Company global dan regional, serta Financial Institution & Investor.
"BNI melalui jaringan internasional dan kantor cabang BNI di luar negeri melakukan berbagai upaya strategis agar koneksi perdagangan internasional dapat terwujud melalui penyediaan produk-produk dan layanan, baik banking maupun beyond banking," kata Henry dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Baca juga: BNI catatkan pertumbuhan penyaluran KPR 8 persen pada Februari 2022
Melalui produk-produk dan layanan tersebut, BNI akan membawa nasabahnya go global, baik mengajak perusahaan-perusahaan Indonesia untuk ekspansi ke luar negeri atau mengekspor lebih banyak produk Indonesia.
Sepanjang 2021, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp2,49 triliun melalui program Xpora atau Export dan Diaspora, sehingga perseroan terus berupaya mendorong berbagai perusahaan dan UMKM untuk menjual produk yang dimiliki ke luar negeri. .
Henry menegaskan melalui Xpora, BNI akan membantu UMKM dan eksportir untuk memperluas pasar di luar negeri, dengan demikian keberadaan kantor cabang luar negeri BNI dioptimalkan untuk mencari pembeli terutama dari diaspora Indonesia yang ada di negara masing-masing.
Selanjutnya, BNI secara reguler pertemukan antara eksportir dan importir tersebut melalui suatu business matching dan keberadaan BNI tentunya akan menambah keyakinan kedua belah pihak untuk merealisasikan transaksinya.
"Khusus di Hong Kong, model bisnis ini sudah berjalan dengan cukup baik dan sudah banyak kesepakatan yang terjadi antara debitur di Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) Hong Kong selaku importir yang membeli produk dari nasabah binaan BNI di dalam negeri," tuturnya.
Baca juga: BNI siap ekspansi untuk korporasi "green banking" Rp6,1 triliun
Sementara itu, Konsul Bidang Ekonomi KJRI Hongkong Slamet Noegroho mengatakan situasi global saat ini, terutama kondisi pandemi COVID-19 dan geopolitik yang memanas, berpotensi mempengaruhi arus perdagangan dunia.
Namun, khusus untuk Indonesia pada 2020-2021, situasi global tersebut tidak terlalu mempengaruhi perdagangan bilateral Indonesia dengan dunia internasional.
"Bahkan pada tahun lalu, Indonesia mencatat surplus perdagangan tertinggi sejak 2006. Untuk Indonesia dan Hong Kong, tercatat total perdagangan tahun 2021 mencapai 40,02 miliar dolar Hong Kong atau naik 25 persen dibandingkan tahun 2020 senilai 31,88 miliar dolar Hong Kong," ucap Slamet.
Baca juga: BNI berhasil hubungkan diaspora Hong Kong dan UMKM ekspor di Indonesia
Baca juga: BNI Xpora gandeng ICC Indonesia dorong UMKM tembus pasar global
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022