Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI Yudian Wahyudi mengharapkan para pelajar Indonesia dapat tumbuh menjadi generasi muda yang Cinta Tanah Air dan Pancasilais atau berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
"Para pelajar Indonesia, terlebih sebagai generasi Muslim Indonesia harus tumbuh sebagai generasi yang cinta Tanah Air dan Pancasilais, sebagai salah satu implementasi ketaqwaan kepada Allah SWT," kata Yudian dalam siaran pers BPIP pada acara 'Penanaman Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Bagi Pelajar Indonesia di Panti Asuhan NU Bintan Sa’adillah Al-Rasyid Yogyakarta, Senin.
Menurut Yudian, perintah shalat kepada Muslim yang didahului dengan mensucikan diri dengan berwudlu itu mengisyaratkan agar umat Muslim mencari tempat kehidupan di pusat-pusat air. Sementara sudut dalam shalat mengisyaratkan umat Muslim untuk selalu dekat dengan tanah.
Hal tersebut, kata Kepala BPIP, artinya umat Muslim harusnya paling mencintai tanah air. Dan memakmurkan tanah air dengan giat mengembangkan pertanian, peternakan dan perikanan.
"Umat Muslim Indonesia harus giat belajar, bekerja, menguasai ilmu pengetahuan dunia agar bisa menjadi khalifah di bidangnya masing masing. Umat Muslim juga harusnya menjadi orang-orang yang religius dan nasionalis, jadi tidak boleh melawan negara," katanya.
Baca juga: Kepala BPIP sebut optimisme kaum muda tentukan sejarah bangsa
Kepala BPIP juga mengatakan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 telah membuktikan sejumlah 54 negara kerajaan yang terpisah-pisah sepakat menyatukan diri menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"NKRI sebagai negara yang besar menuntut umat Muslim warga negara Indonesia tekun belajar, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar dapat mengeksplorasi dan mengembangkan kekayaan alam untuk kebesaran Indonesia di mata dunia," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Utama BPIP Karjono mengatakan, terkait tentang kurikulum Pancasila yang akan diimplementasikan sebagai mata pelajaran wajib dari PAUD sampai Perguruan Tinggi pada Juli 2022, BPIP minta materi mata pelajaran Pancasila tidak disampaikan dengan cara-cara sulit.
"Instruksi Presiden Joko Widodo, penyampaiannya harus mudah dan tidak terkesan doktrinisasi, lebih banyak menerapkan praktek. Menjadi mata pelajaran wajib, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 tahun 2022, Pancasila akan disesuaikan dengan gaya hidup generasi milenial saat ini," katanya.
Baca juga: Kepala BPIP ingatkan generasi muda kuasai sains untuk kemajuan bangsa
Dia mengatakan, dari buku ajar Pancasila yang disusun BPIP, pendekatan pengajaran Pancasila dilakukan melalui musik, olahraga, film, kuliner dan berbagai hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai kearifan lokal.
"Sehingga Pancasila akan sepenuhnya diterapkan pada sistem dengan tidak harus didokrin. Tidak harus omong Pancasila, tetapi kalau perbuatannya sudah Pancasila. Maka itu sudah Pancasila banget," katanya.
Karjono mengatakan, bahwa BPIP telah menyediakan 15 buku ajar Pancasila yang nantinya diterapkan mulai PAUD sampai perguruan tinggi. Direncanakan peluncuran pada awal Juni dan diterapkan awal Juli. Penerapannya 70 persen praktek dan sisanya teori pendidikan.
"Pancasila dipikirkan lebih mudah, lebih gampang, lebih menunjukkan rasa kebenaran, keadilan yang dirasakan masyarakat. Itu Pancasila," kata Karjono.
Baca juga: Kepala BPIP tegaskan Pancasila adalah sejarah dan masa depan bangsa
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022