"Laporan terkini menunjukkan bahwa gempa yang terjadi telah menimbulkan dampak kerusakan pada bangunan masjid di Desa Ngidiho, Galela Barat," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Daryono menjelaskan bahwa gempa yang pusatnya berada di darat pada kedalaman 116 km di koordinat 1,97 derajat Lintang Utara dan 127,83 derajat Bujur Timur itu merupakan jenis gempa menengah akibat aktivitas subduksi Lempeng Laut Maluku ke bawah Halmahera.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme kombinasi pergerakan geser dan naik," katanya, menambahkan, menurut hasil pemodelan gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Menurut Daryono, guncangan akibat gempa tersebut dirasakan pada skala intensitas IV MMI di Galela dan pada skala II sampai III MMI di Tobelo.
Pada skala II MMI getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Getaran pada skala III MMI dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk berlalu.
Pada skala IV MMI, guncangan akibat gempa pada siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah serta menyebabkan gerabah pecah, jendela dan pintu berderik, dan dinding berbunyi.
Menurut hasil pemantauan BMKG hingga pukul 10.42 WIB tidak ada aktivitas gempa susulan setelah gempa dengan magnitudo 5 yang terjadi pukul 10.04 WIB.
Baca juga:
Gempa 5,2 magnitudo melanda Bolaang Mongondow Selatan
Gempa di Sumbawa, Bima, dan Mataram dipicu aktivitas subduksi
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022