Bekasi (ANTARA News) - Mahasiswi semester IX jurusan Akuntansi Universitas Trisakti, Nadia Dwi Rachma (22), yang hilang sejak Senin (24/10) merupakan seorang aktivis kampus.
"Ia juga mempunyai banyak kegiatan mulai dari badan eksekutif mahasiswa FE Trisakti, Himpunan Mahasiswa Akuntansi serta editor majalah internal kampus Keluarga Jaket Biru (KJB)," kata Tri Wahyudadi, ayah Nadia, ditemui di rumahnya Jalan Pulo Sirih, Bekasi Selatan, Rabu.
Tri mengemukakan, Nadia punya kegiatan yang padat di kampus selain sibuk dengan kegiatan perkuliahan. Sebagai orang tua saya mendukung kegiatan positif itu," kata Tri Wahyudadi.
"Selain itu Nadia juga menggemari fotografi dan beberapa foto di majalah kampus merupakan hasil jepretannya menggunakan kamera nikon SLR," kata Tri sambil memperlihatkan kamera dan hasil jepretan putrinya.
Di majalah kampus KJB pada box personel redaksi nama Nadia tercantum sebagai editor dengan nama Nadia Dwi saja tanpa dilengkapi nama belakang Rachma.
Anak kedua dari empat bersaudara itu juga menjadi penggila bola yang mendukung tim kesayangannya Manchester United setiap kali laga tim tersebut ditayangkan di TV.
Nadia sejak kuliah di Trisakti mencoba untuk hidup mandiri. Pada semester I dan II ia kos di daerah Cempaka Putih, setelah itu pindah ke Grogol dekat kampus dan baru dua semester terakhir menetap di rumah Taman Galaxy.
Menurut Tri yang mempunyai usaha di Karawang itu, keinginan terakhir Nadia adalah minta dibelikan sepatu pada Jumat (21/10).
Permintaan itu diucapkan ketika Tri mengunjungi kakaknya di Slipi.
"Waktu itu kami berdua saja di mobil. Biasanya Nadia minta makan di jalan, tapi ia hanya diam setelah beberapa waktu berada dalam mobil. Akhirnya saya yang ajak makan di mal dan ditolak. Sesampai di Cawang, ia minta agar dibelikan sepatu," ujar Tri.
Permintaan itu tidak dikabulkan Tri dan menawarkan agar Nadia membeli yang lain saja dengan alasan sepatunya sudah terlalu banyak.
Menurut ibu Nadia, Enny, hilangnya Nadia sudah ditelusuri ke seluruh rumah keluarga besar mereka untuk mencari tahu keberadaannya.
"Upaya itu sia-sia dan semua keluarga melaporkan Nadia tidak pernah ke tempat mereka setelah dinyatakan hilang tersebut," ujar Enny yang mengaku agak jarang bertemu anaknya karena harus bekerja di Rabo Bank Kabupaten Karawang sementara Tri juga menjadi pengusaha di Karawang.
Ia hanya meminta semua pihak agar mengembalikan anaknya atau dipulangkan dalam kondisi apapun dan dirinya tidak mempermasalahkan.
(T.M027/I007)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011