Jakarta (ANTARA News) - Kehadiran Wakil Menteri BUMN di Kementerian Badan Usaha Milik Negara kini menjadi pertanyaan terkait tugas dan wewenangnya, sehingga Menteri BUMN Dahlan Iskan tengah mewacanakan pembagian tugas antara Menteri dan Wamen.
Kepada wartawan di Jakarta, Selasa, Dahlan menceritakan hubungan Menteri dan Wamen secara pribadi sangat cocok. Namun perlu ada kejelasan tugas-tugas pokok yang diemban agar dapat menangani perusahaan pelat merah dengan baik.
"Saya mengumpamakan saya ini gas dan Pak Yasin [Wamen BUMN] remnya. Tujuannya adalah mencapai tujuan dengan cepat dan selamat," tutur Dahlan.
Untuk mencapai tujuan itu, lanjutnya, dibutuhkan kecepatan, namun tanpa selamat sama saja tidak ada artinya. Sebaliknya bila selamat tanpa kecepatan juga tidak menghasilkan apapun.
"Saya mau berfungsi untuk mendorong BUMN agar besar dengan cepat, sementara Pak Yasin mengurus tata kelola perusahaan [Good Corporate Governance]," imbuhnya.
Dalam rumusan yang konkret, ia mengharapkan dapat berperan sebagai "Chairman" atau "Chief Executive Officer"/CEO, bukan "President Director" (Direktur Utama) BUMN. Dan Wamen BUMN dapat memainkan peranan sebagai menteri yang sebenarnya untuk regulator.
"`Chairman` ini lebih mengarahkan ke luarnya, tapi kalau presdir selain mengarahkan ke luar juga mendekatkan ke GCG-nya," selorohnya.
Dahlan menyatakan wacana ini dilatarbelakangi agar pengelola perusahaan pelat merah dapat mempercayai pemegang sahamnya, yakni Kementerian BUMN. Selain itu, terciptanya komunikasi yang baik antara pemegang saham dan perusahaannya.
"Jadi, jangan ada anggapan kalau saya hanya memikirkan peraturan saja. Saya ingin menggerakkan perusahaan BUMN itu agar maju," tukasnya.
Ia mengakui wacana ini telah diungkapkan dalam rapat pimpinan Kementerian BUMN yang diselenggarakan pada Selasa ini (1/11). "Seluruh mereka yang hadir mendengarkan dan mereka setuju karena tiga poin ini tidak bertentangan satu dengan yang lainnya," imbuhnya.
Ia mengharapkan setelah wacana ini berkembang, dua pekan ke depan akan dirumuskan konkretnya. "Biarkan wacana ini berkembang di BUMN dulu," tuntasnya.
(T.KR-TRT/B012)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Saya menyampaikan saran untuk perbaikan management PT. TELKOM.
Penempatan orang - orang PT. TELKOM yang tidak kompeten pada Anak Perusahaan (Graha Sarana Duta), merupakan tindakan ABS, supaya beban yang semestinya beban Operasional PT. TELKOM, dibebnakan kepada Anak Anak Perusahaan.
Berapa jumlah personel PT. TELKOM yang ditempatkan dianak perusahaan , dengan beban Anak Perusahaan. Kinerja yang tidak mendukung, tapi Gaji, Fasilitas, Insentive sesuai dengan aturan PT.TELKOM. Tapi yang ironis perlakuan terhadap KARYAWAN ANAK PERUSAHAAN yang direkruit bukan dari PT. TELKOM, sangat timpang, jauh sekali yang menimbulkan kesenjangan yang tajam dan membuat tidak adanya kreativitas, inovasi dari Karyawan sampai tingkat Manager. Karena SM s/d Direksi posisinya diduki Eks karyawan PT.TELKOM yang tidak profesional dibidangnya.
Semoga input ini menjadi perhatian Pak Dahlan Ihsan atau Wakil Menterinya. Untuk meningkatkan profesionalisme PT. TELKOM maupun anak perusahaannya, agar dapat bersaing Global dan meningkatkan kinerjanya.
Terima kasih.
Wassalam,