Jakarta (ANTARA News) - Media massa Indonesia baik cetak maupun elektronik diharapkan menggunakan bahasa yang santun dalam pemberitaan maupun program tayangan lain untuk menjalankan fungsinya mendidik masyarakat.

Menurut praktisi media yang juga dosen London School of Public Relation DR Artini Soeparmo, beberapa media saat ini belum memenuhi kesantunan berbahasa yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia dalam kaitannya mendidik rakyat.

"Meski sejumlah media punya kepentingan pengambilan keuntungan dari penjualan berita, mereka harus menyajikan berita yang dapat membuat publik memahami persoalan," ungkap Artini sebelum berbicara dalam seminar yang diadakan oleh Tempo Inti Media dan Forum Bahasa Media Massa di Jakarta, Selasa.

Wartawati senior yang pernah mengabdi di Kantor Berita ANTARA itu mengatakan, perusahaan media boleh saja memenuhi target penjualan melalui gaya bahasanya, namun mereka harus sadar terhadap kesantunan berbahasa yang digunakan karena masyarakat harus memahami tujuan berita agar dapat memiliki sikap.

Menurut Artini ada empat prinsip yang harus dipahami jurnalis selaku penyampai berita, diantaranya ialah kualitas berita yang membuktikan pesan berita akurat dan benar, dan kedua ialah kuantitas berita dengan memberikan informasi yang cukup dan tidak bertele-tele.

Kemudian yang ketiga ialah relevansi berita yang menjelaskan keterkaitan nilai berita dan yang keempat ialah cara penyajian berita agar tidak membuat masyarakat resah dan terprovokasi.

"Perusahaan media masa harus mengerti bahwa bidang usaha media masa bukanlah pabrik, jadi mereka harus membantu masyarakat untuk memiliki sikap," kata Artini.

(SDP-12)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011