Berdasarkan penjelasan perseroan yang dirilis di Jakarta, Senin, pertumbuhan penjualan ini ditopang oleh gencarnya pemasaran dan penjualan berbagai produk Unilever.
Namun, beban pemasaran dan penjualannya pun naik 17,07 persen dari Rp3,315 triliun menjadi Rp3,881 triliun.
Seiring dengan naiknya penjualan, harga pokok penjualan ikut naik 19,24 persen dari Rp7,071 triliun menjadi Rp8,432 triliun.
Perseroan juga masih mengantongi keuntungan dari pelepasan aset tetap sekitar Rp1,128 triliun. Namun, kerugian selisih kurs dan beban bunga naik masing-masing naik 48,23 persen menjadi Rp6,306 miliar dan 16,12 persen menjadi Rp26,036 miliar.
Dengan pertumbuhan penjualan, laba komprehensif perseroan meningkat 18,71 persen menjadi Rp3,026 triliun dari sebelumnya Rp2,549 triliun.
Dengan situasi yang sangat dinamis, perseroan merencanakan belanja modal usaha hingga Rp1,3 triliun pada 2011. Dana itu untuk peningkatan fasilitas produksi dan distribusi.
Hingga 2012, Unilever siap menginvestasikan dana 300 - 350 juta euro. Unilever telah meluncurkan program Unilever Sustainable Living Plan, yakni program pengembangan usaha hingga 10 tahun kedepan.
(KR-TRT/A026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011