"Dengan posisi yang tidak independen, kita dengan mudah bisa mengetahui kebenaran dan akurasi hasil survei dari suatu lembaga survei," kata Pramono Anung.
Menurut dia, kalau lembaga survei menjadi bagian dari tim kampanye seseorang, tentunya kredibilitas dari lembaga survei tersebut tidak perlu diapresiasi.
Para politisi, kata dia, juga tidak perlu memberikan respek terlalu tinggi terhadap hasil survei yang dilakukannya.
"Ya, kita anggap sebagai lucu-lucuan saja, tidak perlu disikapi secara serius," katanya.
Wakil Ketua DPR RI ini menjelaskan, dirinya melihat ada upaya sistematis untuk melakukan penggiringan opini yang menginginkan adanya semacam efek samping, karena masih banyak pemilih yang belum mementukan pilihannya.
Melalui hasil survei yang dilakukan oleh enam lembaga survei, menurut dia, seolah-olah masih percaya kepada salah seorang calon presiden bahwa figur tersebut adalah satrio piningit yang akan muncul pada 2014.
"Padahal 2014 itu kan masih jauh, tapi upaya ini sah-sah saja," katanya.
Menurut dia, penggiringan opini publik mlalui lembaga survei ini, tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di negara-negara yang sistem demokrasinya sudah maju.
(R024/K005)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011