Gorontalo (ANTARA News) - Desainer sulam karawo yang selama ini dikenal sebagai salah satu produk khas Gorontalo, kini tinggal dua orang saja.
Pemimpin Bank Indonesia Gorontalo, Wahyu Purnama, mengungkapkan kedua desainer itu, yakni John Koraag dan Ramlah Dungga.
"Hanya kedua orang inilah yang selama ini mengambil peran sebagai desainer sulam karawo, cukup memprihatinkan," kata dia.
Dia mengatakan, BI Gorontalo telah bertekad untuk mengambil peran untuk menyelamatkan karya seni sulam Karawo, yang perlahan mulai tergerus zaman.
Sejauh ini, kata dia, BI telah memfasilitasi kalangan pelajar untuk belajar langsung cara mendesain sulam karawo kepada kedua tokoh tersebut.
Selain itu, BI juga memasilitasi pelatihan mengiris dan menyulam kepada 400 perajin di kecamatan Telaga, Batudaa, Bongomeme, Tapa dan Kota Utara.
Dia mengakui, proses penyulaman karawo, baik untuk bahan pakaian,tangan maupun kipas tangan, terbilang rumit dan menuntut ketelitian yang tinggi, namun menurutnya disanalah letak keunikannya.
"Berbeda dengan batik, sulam karawo tidak bisa diproduksi secara massal, ini adalah pekerjaan personal," katanya.
Persoalan lainnya adalah murahnya daya tawar dari para perajin Karawo yang membuat kehidupan mereka secara ekonomi kurang memadai.
Bank Indonesia telah membuat pemetaan mengenai potensi pasar, yang menurutnya cukup menjanjikan untuk dikembangkan, selain itu pada bulan Desember 2011, pihaknya akan menggelar festival Karawo untuk pertama kalinya, guna memperkenalkan sulaman khas itu sebagai ikon Gorontalo. (KR-SHS)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011