Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat berencana mendorong kehadiran militernya di Teluk setelah penarikan tentaranya dari Irak, yang diumumkan oleh Presiden Barack Obama, demikian laporan The New York Times, Ahad larut malam.
Dengan mengutip beberapa diplomat dan pejabat yang tak disebutkan jatidiri mereka, surat kabar tersebut menyatakan penataan kembali dapat meliputi pasukan tempur baru di Kuwait, yang mampu menanggapi ambruknya keamanan di Irak atau bentrokan militer dengan Iran.
Obama pada Oktober mengumumkan semua tentara akan meninggalkan Irak paling lambat pada penghujung tahun ini, sehingga mengakhiri perang lama yang menciptakan perpecahan politik mendalam dan menjauhkan Amerika Serikat dari sekutunya.
Setelah hampir sembilan tahun,kematian lebih dari 4.400 prajurit AS, puluhan ribu orang Irak dan biaya ratusan miliar dolar AS, Obama mengatakan tentara Amerika Serikat akan pergi dengan kepala tegak, demikian laporan AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin.
Setelah tak berhasil menekan pemerintah Obama dan pemerintah Irak agar mengizinkan sebanyak 20.000 tentara AS akan tetap berada di Irak setelah 2011, Pentagon kini menyusun rencana pilihan, kata The New York Times.
Selain perundingan mengenai dipertahankannya kehadiran pasukan tempur darat di Kuwait, Amerika Serikat mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak kapal perang Angkatan Laut melalui perairan internasional di wilayah tersebut, kata laporan itu.
Pemerintah Obama juga sedang berusaha memperluas hubungan militer dengan keenam negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk --Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar dan Uni Emirat Arab serta Oman, kata surat kabar itu.
Meskipun Amerika Serikat memiliki hubungan militer bilateral yang erat dengan masing-masing negara anggota, Washington ingin membina "susunan keamanan" baru bagi Teluk yang akan menyatukan patroli udara dan laut dan pertahanan rudal, kata The New York Times.
(C003/A011)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011