"Saya prihatin menyaksikan banyak orang kesulitan mengakses bantuan keuangan. Mereka orang-orang kecil tanpa aset, yang bisa dijadikan garansi meminjam uang di bank," ujar alumnus Institut Teknologi Bandung tersebut, di Jakarta, Minggu.
Andi adalah salah satu pemenang SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Award 2011 yang diadakan oleh PT Astra International Tbk.
"Padahal jumlah uang yang mereka butuhkan biasanya tidak seberapa, paling `hanya` beberapa ratus ribu," lanjut Andi.
Lembaga keuangan mikro tersebut diberi nama Amartha Microfinance, lembaga yang menyediakan layanan keuangan bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, kata Andi.
"Untuk meningkatkan taraf hidup mereka," ujarnya.
Andi menjelaskan, Amartha Microfinance menerapkan pola pembiayaan kelompok dengan sistem bagi hasil. Satu kelompok terdiri dari 10-15 orang dengan target penerima bantuan terutama perempuan.
"Sejauh ini telah ada 45 kelompok binaan Amartha. Total anggotanya ada 720 orang, yang tersebar di 14 kampung di Ciseeng, Bogor," jelas Andi.
Plafon pembiayaan berkisar Rp500 ribu - Rp1 juta. Angsurannya Rp13.500 - Rp26.000 per minggu selama setahun. Pembiayaan tidak hanya untuk modal usaha, tapi juga renovasi rumah, pendidikan anak, dan kesehatan, papar Andi.
Amartha tidak hanya menyediakan layanan pembiayaan. Bersama tujuh orang staf, Andi rajin berkeliling desa, melakukan penyuluhan mengenai manajemen keuangan. Tujuannya agar setiap rumah tangga di desa dapat belajar mengatur keuangan dan terhindar dari lilitan utang.
"Mereka kini terhindar dari jeratan rentenir," katanya.
Amartha menawarkan bunga 24 persen per tahun, jauh lebih ringan dibandingkan bunga pinjaman versi rentenir yang bisa sampai 20 persen per bulan.
"Saya berharap semakin banyak masyarakat kurang mampu yang dapat terjamah bantuan keuangan Amartha. Bukan hanya di Bogor tapi juga wilayah lain di seluruh Indonesia," tukas Andi. (SDP-08/B013)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011