Gresik, Jatim (ANTARA) - Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan beroperasinya Proyek Bukit Tua Phase-2B akan membantu pemerintah memenuhi target migas pada tahun 2022.

"Kami mengapresiasi di tengah tantangan COVID-19 yang luar biasa, dengan dedikasi dan kerja keras, semua pihak turut berkontribusi mengupayakan proyek ini bisa onstream. Ini sungguh luar biasa dan perlu diberikan apresiasi”, kata Julius dalam siaran persnya usai meresmikan beroperasinya proyek itu di Gresik, Jawa Timur, Kamis.

Ia mengatakan pemerintah menargetkan produksi 703 ribu barel minyak per hari (BOPD), dan 5.800 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas pada tahun 2022.

"Proyek ini merupakan proyek hulu migas besar pertama yang diresmikan tahun 2022 dengan investasi mencapai 117 juta dolar AS atau setara dengan Rp1,68 triliun," katanya.

Baca juga: Indonesia masih memiliki peluang besar di bisnis migas

Julius mengatakan untuk mencapai target lifting migas tahun 2022, pencapaian visi produksi 1 juta BOPD, dan 12 ribu MMSCFD pada tahun 2030, maka memerlukan langkah-langkah yang tidak biasa untuk mencapainya.

"Namun dengan kebutuhan migas yang terus tumbuh serta potensi hulu migas yang masih menarik, maka kami optimistis industri hulu migas akan terus berkelanjutan," katanya.

Ia mengatakan keberhasilan onstream Proyek Bukit Tua Phase-2B serta tingginya harga minyak dunia dan kebutuhan migas yang terus meningkat akan mendorong meningkatnya investasi hulu migas di Indonesia.

Baca juga: SKK Migas: 5 proyek hulu migas Rp3,6 triliun akan beroperasi tahun ini

Untuk itu, SKK Migas mendorong agar kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) merealisasikan setiap rencana pengembangan lapangan atau plan of development (POD) minyak dan gas bumi yang telah disetujui, serta mendorong setiap penemuan cadangan migas agar dapat segera diproduksi.

Julius berharap kontribusi lifting migas dari wilayah kerja (WK) Ketapang akan terus melonjak dengan peningkatan produksi gas dari proyek Bukit Panjang tahun 2024.

"Untuk itu, kami terus mendorong agar POD Bukit Panjang dapat segera diusulkan. Kami mendorong adanya eksplorasi di WK Ketapang dan WK lain yang dipegang Petronas, seperti WK North Madura II yang telah 'discovery', Sumur Hidayah, dan POD Hidayah dapat segera diajukan. Jika ada hal-hal yang diperlukan, maka SKK Migas siap mendukung”, tegas Julius.

Baca juga: SKK Migas dorong aspek hukum dalam pengendalian emisi karbon

Sementara itu, Proyek Bukit Tua Phase-2B merupakan milik Petronas yang dioperasikan anak perusahaannya PC Ketapang II Ltd, dan telah menyelesaikan proyek pengeboran di sumur pengembangan BTJTB-T2 yang terletak di dalam WK Ketapang atau lepas pantai Jawa Timur.

Investasi proyek itu mencapai Rp1,68 triliun dan memberikan tambahan produksi mencapai 12.500 barel minyak per hari (BOPD) dan 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) yang berasal dari lima sumur pengembangan.

PC Ketapang Ltd dan PC Ketapang II Ltd sebagai anak perusahaan, memegang 80 persen hak partisipasi, sedangkan 20 persen sisanya dipegang oleh PT Saka Energi Indonesia.

Bukit Tua Phase-2B merupakan proyek pengeboran sumur pengembangan yang keempat dan didahului beberapa proyek sebelumnya seperti Bukit Tua Phase-1, Phase-2A, dan Phase-3.

Pengeboran sumur pengembangan Bukit Tua Phase-2B telah dilakukan pada 30 September 2021 dengan kedalaman mencapai 1.890 meter.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022