Gaza City (ANTARA News) - Mesir membantu menengahi gencatan senjata baru oleh para pejuang di Gaza, Minggu, menyusul aksi kekerasan yang menewaskan sembilan warga Palestina dan seorang Israel, kata sumber-sumber seperti dikutip AFP.
Persetujuan itu dicapai setelah serangan udara Israel di Jalur Gaza Sabtu dan Minggu pagi yang menewaskan sembilan pejuang Jihad Islam yang membalas dengan serangan roket dan menewaskan seorang warga Israel.
Gencatan senjata dengan Israel akan berlaku pukul 06.00 waktu setempat (11.00 WIB).
"Usaha-usaha dan kontak intensif yang dipimpin para pejabat senior badan intelijen Mesir menghasilkan satu konsensus untuk memulihkan ketenangan Israel," kata seorang pemimpin satu kelompok Palstina, yang tidak bersedia namanya disebutkan kepada AFP.
Jika perjanjian itu dilaksanakan maka itu akan menandai berakhirnya baku tembak paling berdarah antara kedua pihak sejak gencatan senjata sementara disepakati mereka akhir Agustus.
Serangan pertama Israel Sabtu petang menewaskan lima anggota Brigade Al Quds, sayap militer Jihad Islam, kata Adham Abu Selmiya, juru bicara badan urusan darurat Gaza.
Tiga pejuang lainnya luka parah, tambahnya.
Sementarab seorang warga Israel cedera akibat pecahan peluru roket di Askelon, yang kemudian meninggal di rumah sakit. Empat orang lainnya cedera, dua diantara mereka parah.
PM Israel Benjamin Netanyahu menelpon wali-wali kota Askeom, Asdod dan Beersheeva dan mengemukakan kepada mereka bahwa akan dilakukan "tanggapan keras dan mungkin lebih keras jika perlu."
Sementara Brigade Al Quds dalam satu pernyataannya, mengaku bertanggung jawab atas serangan roket itu.
Juru bicara Abu Ahmed menuduh Israel melancarkan serangannya untuk meningkatan ketegagan sehingga negara itu dapat mencegah pembebasan 550 tahanan Palestina--bagi dari pertukaran tahanan dengan para penguasa Gaza untuk pembebasan serdadu Isarel Gilad Shalit.
Israel membebaskan 477 tahanan untuk ditukar dengan Shalit awal bulan ini dan akan membebaskan 550 tahanan lagi dalam dua bulan.(*)
H-RN/M016
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011