Jakarta (ANTARA) - Produser film asal Uganda, Raymond Malinga berharap proyek baru antologi film animasi Disney dapat membawa narasi baru mengenai Afrika dengan memperkenalkan karya animasi Afrika kepada dunia.

Antologi tersebut bertajuk "Kizazi Moto: Generation Fire" yang terdiri dari sepuluh bagian animasi pendek oleh produser enam negara Afrika yang akan tayang perdana di platform streaming Disney Plus akhir tahun ini. Ceritanya mengangkat genre fiksi ilmiah dan fantasi yang berlatar masa depan Afrika.

"Narasi di Afrika adalah, Anda menyalakan berita sekarang, saya yakin itu (tentang) sesuatu yang buruk yang baru saja terjadi," kata Malinga kepada Reuters di studionya di Kampala, Uganda, dikutip pada Kamis.

Baca juga: Fakta-fakta menarik film animasi "Turning Red"

Menurut Malinga, hal-hal positif telah hilang dalam narasi percakapan. Bagi Malinga, karya antologi ini menjadi suatu kesempatan untuk berkontribusi dalam membawa perubahan.

Malinga sendiri merupakan salah satu dari 14 pembuat film lainnya yang tergabung dalam proyek. Mereka antara lain berasal dari Afrika Selatan, Mesir, Nigeria, Zimbabwe, Uganda, dan Kenya. Sutradara film pemenang Oscar Peter Ramsey berperan sebagai produser eksekutif dalam proyek tersebut.

Malinga, yang meraih gelar dalam bidang animasi dan efek visual dari sebuah universitas di Malaysia, memulai untuk menjalankan perusahaannya sendiri yang diberi nama Creatures Animation Studios pada tahun 2015.

Terobosan besar mereka datang ketika film animasi pendek mereka yang berjudul "A Kalabanda Ate My Homework" dipamerkan di Festival Film Cannes pada 2017 serta memenangkan enam penghargaan di Festival Film Internasional Afrika di Nigeria pada tahun berikutnya.

Konten Afrika semakin populer secara global berkat meningkatnya komisi untuk serial dan film pendek melalui layanan streaming seperti Netflix dan Multichoice's Showmax.

Sementara itu di Afrika, konten asing masih mendominasi. Menurut Malinga, antologi Disney baru ini merupakan kesempatan untuk melawan stereotip dan mendorong konsumen Afrika untuk lebih banyak menonton konten yang menampilkan orang-orang seperti mereka.

Seiring dengan pertumbuhan studio yang didirikan Malinga, ia mengatakan timnya juga merambah ke dunia game dan mengeksplorasi peluang virtual reality (VR) dan augmented reality (AR).

Malinga bermimpi untuk membawa film dan animasi Afrika ke panggung dunia, meniru kesuksesan industri Afrika lainnya seperti musik Afro.

"Musik Afro telah mulai beredar di seluruh dunia... kami memiliki beberapa komedian yang berkelana di dunia. Dan orang saya seperti, mengapa tidak animasi dan film kami unjuk gigi juga di dunia?" kata Malinga.

Baca juga: Disney bawa pulang animasi terbaik Oscar 2022 lewat "Encanto"

Baca juga: Cardi B bintangi animasi "Baby Shark" jadi Sharki B

Baca juga: Sutradara: Animasi "Flee" tunjukkan kisah manusia sebagai pengungsi

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022