Klaten (ANTARA News) - Puluhan rumah milik warga Desa Japanan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang letaknya berada di tepi Sungai Dengkeng terancam longsor jika musim hujan tiba karena tanggul di sana sudah jebol.
Hal ini disampaikan Camat Cawas, Pri Harsanto, di Klaten, Sabtu, yang mengatakan bahwa kondisi tanggul sepanjang 100 meter dengan lebar 10 meter dan tinggi delapan meter yang terletak di Dukuh Turasan, Desa Japanan sudah rusak sejak terjadi banjir pada musim hujan tahun 2010.
"Musim hujan yang akan datang kali ini perlu diwaspadai juga karena kondisi tanggul sudah roboh, sehingga ancaman longsor di rumah-rumah milik sekitar 55 warga yang berada sangat dekat dengan tepi Sungai Dengkeng tersebut juga sangat tinggi," katanya.
Menurut dia, warganya sudah sangat khawatir dengan keadaan tersebut sehingga pihaknya mengajukan permohonan kepada Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo agar melakukan tindak lanjut terhadap tanggul yang ambrol.
PSDA Bengawan Solo, kata dia, merupakan pihak yang memiliki kewenangan dalam penanganan Sungai Dengkeng, sehingga pemerintah kecamatan hanya bisa meminta kepada instansi tersebut untuk melakukan perbaikan.
Menurut Kepala Desa Japanan, Sugino, permohonan tersebut sudah mendapat respons dari PSDA Bengawan Solo dengan melakukan pemantauan ke lokasi tanggul yang jebol, namun hingga kini belum ada tindak lanjut lagi untuk menangani masalah tersebut.
"Beberapa waktu lalu pihak PSDA hanya melakukan pengecekan, sedangkan perbaikan belum dilakukan. Oleh karena itu kami mendesak agar PSDA segera melakukan perbaikan tanggul untuk menghindari longsor yang mengancam rumah warga saat musim hujan," katanya.
Kepala Seksi Bina Teknik Sumber Daya Alam Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kabupaten Klaten, Harjoko, mengatakan bahwa setiap tahun Sungai Dengkeng selalu menjadi langganan banjir karena jumlah debit air yang mengalir sangat melimpah, sementara lebar dan kedalaman sungai sudah dipenuhi sedimen pasir.
"Sepanjang Sungai Dengkeng, terutama yang berada di bagian hilir selalu banjir tiap musim hujan. Pemkab telah melakukan pemasangan talud di daerah-daerah rawan longsor dan luapan banjir agar saat air meluap, tidak merendam permukiman warga maupun perwasahan," katanya.
Pihaknya juga sudah meminta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk segera melakukan normalisasi sungai agar ruang gerak aliran air saat banjir terjadi tetap berada di alur sungai.
(U.ANT-279/F002)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011