Eksplorasi daging buah pala dalam hidangan

Masyarakat Fakfak sejak dulu kerap menggunakan daging buah pala sebagai pengganti jeruk.

“Rasa asam daging buah pala Papua yang khas agak mirip seperti jeruk. Bedanya, asamnya jeruk terasa segar, sedangkan dalam asamnya pala terdapat sensasi hangat dan pedas. Aromanya juga berbeda. Kalau masakan diberi perasan jeruk, rasa masakannya jadi lebih segar. Tapi, kalau diberi buah pala Papua, masakannya jadi beraroma rempah yang sedap,” kata Wita.

Aziz menyebutkan, menggunakan daging buah pala Papua sebagai pengganti jeruk merupakan ide yang brilian. Keduanya sama-sama punya kandungan acid. Fungsinya juga sama, yaitu memecah protein sekaligus menyegarkan masakan.

Namun, ia sendiri belum menemukan banyak kreasi olahan daging buahnya. Inilah yang kemudian mendorong Aziz mengajak chef Indonesia untuk lebih banyak mengeksplorasi daging buah pala Papua untuk mengangkat bahan pangan lokal.

“Pala Papua bisa tampil lebih fancy dengan dikalengkan seperti persik, lalu didistribusikan ke kafe-kafe. Dengan begitu, nantinya pala Papua bisa menjadi tren,” katanya.

Menerima ajakan Aziz, Wita sempat mencoba memanfaatkan daging buah pala Papua sebagai bahan utama dalam masakan. Ibu rumah tangga asal Tasikmalaya ini mencoba membuat gudeg dari daging buah pala Papua, bukan dari nangka muda, seperti gudeg pada umumnya.

“Saya tidak memakai santan, melainkan susu. Rasa gudegnya enak, karena ada manis alami dari daging buah pala Papua,” katanya.

Baca juga: Peneliti rempah ungkap plus dan minus keragaman pala di Indonesia

Baca juga: HIPMI tawarkan investasi Rp 2 triliun pengembangan pala Papua Barat

Baca juga: Sirup pala jadi buah tangan dari Maluku Utara

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022