Jakarta (ANTARA) - Presidensi G20 Indonesia dalam forum Research and Innovation Initiative Gathering (RIIG) mendorong peningkatan kolaborasi antara negara G20 untuk mengembangkan penelitian serta pengembangan kapasitas terkait pemanfaatan biodiversitas.

Dalam pertemuan virtual forum RIIG G20 diikuti dari Jakarta, Rabu malam, Co-Chair RIIG Ocky Karna Radjasa menjelaskan beberapa tujuan yang ingin dicapai dari pertemuan RIIG adalah mengembangkan kolaborasi riset dalam pemanfaatan biodiversitas dan mengusulkan tema riset dalam skema kolaborasi tersebut.

"Yang ketiga adalah mengadakan pengembangan kapasitas (capacity building) untuk pemanfaatan biodiversitas," ujar Ocky, yang juga menjabat sebagai Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Baca juga: BRIN dorong peningkatan kolaborasi riset biodiversitas dalam RIIG G20
Baca juga: BRIN gandeng swasta selamatkan biodiversitas

Dalam kesempatan tersebut, dia menjelaskan pentingnya pemanfaatan biodiversitas yang berkelanjutan untuk mendukung ekonomi biru dan hijau.

Perwujudan ekonomi hijau dan biru itu, yang mendorong produksi berkelanjutan sumber daya di darat dan laut, juga perlu dikaitkan dengan pendekatan platform digital agar memaksimalkan hasil yang dicapai.

Dia mengatakan terdapat beberapa tema penelitian yang diusulkan terkait skema kolaborasi riset tersebut seperti adopsi dan implementasi teknologi baru dan inovasi untuk ekonomi biru dan hijau. Serta tema pengembangan pendekatan berbasis ekosistem dan alam, khususnya terkait pemanfaatan biodiversitas.

Tema lain adalah konservasi biodiversitas dan pemanfaatan dan pengembangan farmasi dengan biodiversitas asli dari negara masing-masing atau indigenous biodiversity.

 
Baca juga: BRIN: Presidensi G20 dorong riset biodiversitas hingga kesehatan
Baca juga: BRIN perkuat riset kelautan mulai dari sisi biodiversitas hingga iklim

Tema yang diusulkan juga termasuk aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim terkait dampak biodiversitas, aspek sosial ekonomi dari pemanfaatannya. Indonesia juga mengusulkan tema energi bersih dan berkelanjutan dari sumber non-bahan bakar fosil.

Untuk pembangunan kapasitas, dia mengatakan hal itu perlu dilakukan agar generasi muda bisa mendapatkan wawasan dan kemampuan praktis terkait konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan.

Pembangunan kapasitas juga diperlukan untuk mewujudkan stasiun penelitian yang mengarah pada kerangka kerja penelitian, berbagi pengetahuan dan transfer teknologi.

Dalam forum RIIG yang diselenggarakan BRIN, Indonesia mendorong dua agenda prioritas yaitu meningkatkan kolaborasi riset dan inovasi melalui berbagi fasilitasi, infrastruktur dan pendanaan. Serta penggunaan biodiversitas untuk mendukung ekonomi hijau dan biru.

Baca juga: BRIN bangun rumah kaca biodiversitas tropika terpadu

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022