ternyata ada 54,64 persen rumah tangga masih membakar sampah

Jakarta (ANTARA) - Komunitas Bicara Udara menyampaikan bahwa pembakaran sampah oleh masyarakat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas udara.

"Pembakaran sampah ini juga akan menghasilkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida," ujar Community Manager Bicara Udara, Novita Natalia dalam webinar bertema "Kenapa Plastik Berdampak Kepada Iklim Kita?" yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan, salah satu survei menyebutkan bahwa 54,64 persen rumah tangga masih membakar sampahnya.

"Kita sudah banyak menggalakkan tentang pemilihan plastik dan segala macam tapi ternyata ada 54,64 persen rumah tangga masih membakar sampah," tuturnya.


Baca juga: Hari Kesehatan Sedunia Wahana Visi ajak masyarakat stop bakar sampah
Baca juga: Tanpa membakar, sampah hasil pembersihan lahan bisa dijadikan kompos

Oleh karena itu, lanjut dia, edukasi soal pengelolaan sampah sebagai pendorong untuk mengendalikan dampak perubahan iklim di tingkat masyarakat harus terus digencarkan agar dapat mengurangi emisi karbon dari membakar sampah.

"Karbon yang dihasilkan oleh pembakaran sampah itu cukup tinggi sehingga akan mempengaruhi perubahan iklim," katanya.

Dalam kesempatan sama, Gender and Public Finance Expert UNDP, Chandra Sugarda mengatakan partisipasi perempuan dalam pengelolaan sampah skala rumah tangga diperlukan karena perempuan memiliki peran sentral dalam rumah tangga.

"Sebagai orang yang bertanggung jawab mengurus rumah tangga, perempuan yang menentukan pembuangan limbahnya, termasuk pemisahannya," ujarnya.


Baca juga: Yogyakarta mendorong masyarakat mengelola sampah secara mandiri
Baca juga: Sudin LH: 288 RW di Jakarta Selatan siap pilah sampah rumah tangga

Ia menambahkan, sebagai pendidik dalam rumah tangga, perempuan juga berperan besar dalam memperkenalkan kebiasaan dan nilai-nilai kepada anak-anak.

Ia menjelaskan, peran tersebut berupa mendidik dan membangun kesadaran akan pentingnya memelihara lingkungan, termasuk dalam hal pengolahan limbah plastik.

"Misal, anak-anak diajarkan dari kecil untuk memisahkan sampah plastik dan organik," paparnya.

Baca juga: DLH DKI dorong warga aktif pilah sampah rumah tangga

Baca juga: Sampah rumah tangga masih mewarnai aliran Kali Sunter

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022