"Anak muda ini kalau diberi informasi yang tidak dianalisa dengan baik, mereka sangat mudah bereaksi dan terbakar emosinya karena darah mudanya."
Ambon (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengingatkan mahasiswa untuk tidak mudah terhanyut dengan derasnya arus informasi yang dapat mengubah pola pikir, sifat, karakter, serta pendapat generasi muda.
"Saya minta generasi muda terutama mahasiswa sebagai intelektual muda dapat menganalisis dan mengkaji berbagai informasi yang diterima serta menyikapi secara bijak dan bertanggung jawab," kata Dudung saat memberi kuliah umum di Universitas Pattimura, Kota Ambon, Rabu.
Dia mengatakan dengan dinamika perkembangan teknologi digital saat ini, anak muda menjadi semakin mudah menguasai dan lebih lincah menggunakan teknologi.
"Telah terjadi inovasi secara fundamental saat ini dan cenderung menggunakan teknologi digital, dan umumnya dikuasai oleh anak muda termasuk para mahasiswa. Saya juga kadang bertanya kepada anak saya, bagaimana mengoperasikan telepon seluler dan segala macam aplikasinya, karena mereka lebih pintar menggunakannya," katanya.
Kecanggihan teknologi menjadikan dunia tanpa batas, sehingga semua hal dapat diakses dengan didukung jaringan internet semakin cepat dan berpengaruh langsung terhadap perubahan pola kehidupan masyarakat.
Dia menyebutkan pengguna internet di Tanah Air saat ini mencapai 196,7 juta, dimana 145,4 juta di antaranya merupakan generasi Z dan milenial.
"Sebanyak 73,9 persen pengguna internet di Indonesia adalah generasi milenial dengan waktu penggunaan rata-rata delapan jam per hari," kata mantan Panglima Komando Cadangan Strategis AD (Pangkostrad) itu.
Di era teknologi digital saat ini, menurutnya, kebohongan sering dilakukan secara terus menerus melalui media massa, baik cetak maupun daring. Kebohongan secara terus menerus itu bisa menimbulkan kebenaran yang dipercayai namun tanpa fakta.
"Dengan perkembangan seperti ini, berdampak mudah sekali terjadi konflik suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Saya pernah ditugaskan di Maluku Utara dan menyaksikan bagaimana konflik antarwarga terjadi, tetapi mereka tidak mengetahui akar permasalahan konflik tersebut," katanya.
Baca juga: Kasad: Siswa Dikmata keturunan Myanmar segera dilantik jadi prajurit
Oleh karena itu, menurut dia, semua pihak perlu waspada terhadap pengaruh luar yang semakin gencar menggerogoti mentalitas dan moralitas generasi muda bangsa Indonesia. Dia mengibaratkan mahasiswa atau generasi muda sebagai petasan yang sumbunya pendek sehingga mudah meledak.
"Anak muda ini kalau diberi informasi yang tidak dianalisis dengan baik, mereka sangat mudah bereaksi dan terbakar emosinya karena darah mudanya," katanya.
Dia menilai perlu ada kesadaran masyarakat terutama mahasiswa untuk mengkristalkan semangat para pendiri bangsa dalam menyusun dasar negara. Kemerdekaan yang diperoleh saat ini merupakan hasil dari jerih payah dan tetesan keringat seluruh tumpah darah Indonesia, katanya.
Dia mengajak mahasiswa untuk bercermin dari sejarah perjuangan para pahlawan, seperti Bung Tomo, yang muncul sebagai tokoh muda di umur 23 tahun memimpin ribuan rakyat Surabaya. Selain itu, Jenderal Sudirman bergerilya dengan kondisi sakit dan ditandu saat melawan penjajah.
"Sejarah membuktikan, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sangat kuat saat menghadapi ancaman eksternal," paparnya.
Dia juga mengingatkan generasi muda akan pentingnya menghargai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara sekaligus alat pemersatu seluruh masyarakat.
Setidaknya, ada tujuh nilai kebangsaan yang perlu diteladani dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yakni menghormati perbedaan, mendahulukan kepentingan umum, rela berkorban, pantang menyerah, gotong royong, optimisme, dan nasionalisme.
Baca juga: Rombongan Kasad alami kecelakaan saat menuju Sota, seorang meninggal
"Nilai-nilai kebangsaan itu harus dipahami sebagai wawasan kebangsaan. Wawasan kebangsaan yang menyatu secara utuh, menjadi jiwa bangsa Indonesia dan mengkristal dalam Pancasila sebagai nilai ke-Indonesia-an," jelasnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Pattimura Martinus J. Sapteno mengatakan kuliah umum yang disampaikan Kasad merupakan yang pertama dihadiri banyak mahasiswa di masa pandemi COVID-19.
"Syukur karena pandemi COVID-19 sudah mulai mereda dan mahasiswa sudah kangen ke kampus setelah hampir dua tahun kuliah daring. Hari ini tercatat 1.200 mahasiswa yang hadir untuk mendengar kuliah umum dari Bapak Kasad," katanya.
Dia mengatakan Universitas Pattimura juga telah membangun kerja sama dengan Kodam XVI/Pattimura dengan bertumpu pada tiga sektor penting, yakni pertanian, perikanan, dan kesehatan.
"Mudah-mudahan tiga bisa kerja sama ini bisa dioptimalkan baik untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas maupun menghasilkan ketahanan pangan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Maluku," ujarnya.
Baca juga: Kasad cek prajurit yang bertugas Pamtas RI-Papua Nugini
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022