Jakarta (ANTARA) - Taman Nasional Hutan Hujan Tropis Hainan di China selatan pada Selasa (12/4) resmi mengonfirmasi kelahiran seekor bayi owa pada awal tahun ini.
Sejumlah staf administrasi taman melihat owa yang baru lahir itu pada 24 Januari selama pemantauan rutin, dan setelah dua bulan pengamatan, populasi owa dikonfirmasi telah meningkat menjadi 36 dari lima keluarga di provinsi pulau tersebut.
"Bayi owa itu diberi nama 'Yuannan' dan dalam kondisi baik," tutur Qi Xuming, seorang pejabat dari administrasi taman itu, menambahkan bahwa Yuannan sudah dapat berpisah dari induknya dalam jarak dekat.
Owa Hainan, primata paling langka di dunia, masuk dalam daftar sangat terancam punah oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam.
Berjumlah lebih dari 2.000 ekor pada 1950-an, populasi owa Hainan merosot menjadi hanya sekitar tujuh pada 1980-an, karena perburuan dan penebangan kayu yang berlebihan yang mendorong mereka ke ambang kepunahan.
Owa Hainan biasanya hidup di pepohonan hutan hujan setinggi lebih dari 10 meter. Hewan ini memiliki lengan dan kaki yang panjang tetapi tidak memiliki ekor, dan jarang menginjakkan kaki di tanah, yang membuat penangkaran menjadi sulit.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022