Beijing (ANTARA News) - China dan Jepang Kamis secara hati-hati menyambut baik kesepakatan negara-negara Eropa untuk mengatasi krisis finansial terburuk mereka selama beberapa dasa warsa, sewaktu ketua dana bailout zona euro bersiap mengunjungi kedua negara itu.
Klaus Regling akan mengunjungi Beijing Jumat ketika Eropa mencoba mempengaruhi China, Brazil dan emerging ekonomi utama lain untuk datang menolong mereka, kemungkinan dengan menyumbang dana bailout.
Regling, kepala Fasilitas Stabilitas Finansial Eropa (EFSF), akan mengunjungi Jepang pada akhir pekan.
China, ekonomi kedua terbesar dunia, telah menginvestasikan sejumlah uang yang signifikan dalam utang Eropa dan telah berulang kali meminta Eropa agar menyelesaikan krisis utang pemerintahnya, dengan mengatakan gagal bertindak berisiko menyeret dunia kembali ke dalam resesi.
"Kami yakin adalah kondusif mengangkat kepercayaan pasar, mempromosikan pembangunan ekonomi berkelanjutan UE dan zona euro dan menyuntikkan vitalitas baru ke dalam integrasi Eropa," kata juru bicara kementerian luar negeri China Jiang Yu tentang kesepakatan itu.
"Sebagai mitra strategis yang penting UE, China percaya pada UE dan ekonomi zona euro."
Presiden China Hu Jintao mengatakan kepada rekannya dari Prancis Nicolas Sarkozy dalam sebuah pembicaraan telepon bahwa dia mengharapkan kesepakatan tersebut akan menstabilkan pasar finansial.
Menteri Keuangan Jepang Jun Azumi mengatakan Tokyo siap mengambil "langkah-langkah yang perlu" untuk membantu menstabilkan zona euro demi kepentingan ekonominya sendiri.
Komentar-komentar muncul beberapa jam sesudah Sarkozy mengumumkan pada KTT di Brussels bahwa para pemimpin zona euro telah sepakat untuk menaikkan 440 miliar euro EFSF menjadi satu triliun euro (1,4 triliun dolar).
Jepang sejauh ini telah membeli sekitar seperlima utang yang dikeluarkan oleh EFSF dan telah mengindikasikan kesediaannya untuk membeli lebih banyak lagi.
Surat kabar milik negara China Daily, menyebut sumber yang dekat dengan para pembuat keputusan UE, mengatakan Rabu China dan emerging ekonomi utama lainnya juga telah setuju untuk membantu negara-negara zona euro dengan menyumbang dana bailout.
Namun pada Kamis kantor berita negara China Xinhua mengatakan Eropa perlu mengambil tanggungjawab atas krisis tersebut, dan tidak bergantung pada "orang Samaria yang baik" untuk menalangi benua itu.
"Sementara China dan negara-negara emerging lain mengindikasikan mereka tidak akan menjadi penonton terhadap krisis zona euro, namun itu tidak adil meminta mereka memikul tanggungjawab yang sama seperti mereka yang secara langsung bertanggungjawab atas krisis tersebut," kata komentar Xinhua.
"Negara-negara emerging tidak harus dipandang sebagai orang-orang Samaria yang baik UE -- pada akhirnya, UE harus keluar sendiri dari krisis tersebut."
Dua diplomat senior UE mengatakan kepada AFP Rabu bahwa China telah setuju untuk melakukan investasi dalam dana penyelamatan.
Brazil dan Rusia juga mengindikasikan dukungan, namun juru bicara kementerian luar negeri China Jiang mengatakan hanya bahwa Beijing memiliki "sikap terbuka" dan akan "mendiskusikan dengan pihak Eropa cara-cara kerjasama lipat ganda."
Uni Eropa belum mengatakan siapa yang akan ditemui Regling di Beijing dan Tokyo atau memberikan alasan kunjungannya. (K004)
Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011