Baghdad (ANTARA News/Reuters) - Dua bom meledak di Baghdad timurlaut, Kamis, menewaskan sedikitnya 18 orang dan mencederai 37, kata sumber-sumber kepolisian dan rumah sakit.
Bom pertama ditujukan pada patroli polisi di distrik Ur, Baghdad, dan bom kedua meledak ketika petugas penanganan darurat mengangkut korban yang cedera, kata sumber-sumber itu.
Dalam beberapa hari terakhir ini, gerilyawan meningkatkan serangan terhadap polisi di Baghdad, banyak dari serangan-serangan itu ditujukan pada polisi lalu-lintas yang umumnya tidak bersenjata.
Sebelumnya Kamis, seorang penembak gelap membunuh polisi lalu-lintas dan melukai satu orang di distrik Saidiya, Baghdad selatan, sementara sebuah bom pinggir jalan meledak di dekat patroli polisi lalu-lintas di Kota Sadr, Baghdad timurlaut, mencederai dua polisi dan seorang warga sipil, kata polisi dan petugas medis.
Juga Kamis, bom-bom pinggir jalan meledak di dekat patroli militer Irak di Baghdad, mencederai delapan warga sipil, kata sumber-sumber itu.
Serangan-serangan itu merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang meningkat lagi di Irak dan terjadi beberapa bulan menjelang penarikan penuh pasukan AS.
Ratusan orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Irak, termasuk sejumlah besar polisi Irak.
Sebanyak 185 orang Irak tewas dalam kekerasan pada September, menurut angka resmi, sementara 239 orang tewas pada Agustus.
Pada Juli, 259 orang Irak tewas dalam serangan-serangan, angka kematian tertinggi kedua pada 2011.
Juni merupakan bulan paling mematikan sepanjang tahun ini, dimana 271 orang Irak dan 14 prajurit AS tewas dalam serangan-serangan.
Sebanyak 211 orang tewas dalam kekerasan pada April, menurut data resmi, sementara pada Mei jumlah orang Irak yang tewas dalam kekerasan mencapai 177.
Meski kekerasan tidak seperti pada 2006-2007 ketika konflik sektarian berkobar mengiringi kekerasan anti-AS, sekitar 300 orang tewas setiap bulan pada 2010, dan Juli merupakan tahun paling mematikan sejak Mei 2008.
Militer AS menyelesaikan penarikan pasukan secara besar-besaran pada akhir Agustus 2010, yang diumumkannya sebagai akhir dari misi tempur di Irak, dan setelah penarikan itu jumlah prajurit AS di Irak menjadi sekitar 50.000. Sisa pasukan AS itu akan ditarik sepenuhnya pada akhir tahun ini.
Penarikan brigade tempur terakhir AS dipuji sebagai momen simbolis bagi keberadaan kontroversial AS di Irak, lebih dari tujuh tahun setelah invasi untuk mendongkel Saddam.
Namun, pasukan AS terus melakukan operasi gabungan dengan pasukan Irak dan gerilyawan Kurdi Peshmerga di provinsi-provinsi Diyala, Nineveh dan Kirkuk dengan pengaturan keamanan bersama di luar misi reguler militer AS di Irak.
Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni 2009 telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaida.
Gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaida kini tampaknya menantang prajurit dan polisi Irak ketika AS mengurangi jumlah pasukan menjadi 50.000 prajurit pada 1 September 2010, dari sekitar 170.000 pada puncaknya tiga tahun lalu. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011