Kami yakin perbankan miliki bantalan yang cukup untuk membuat cadangan yang lebih besar. Paling tidak akan kami monitor sampai akhir tahun dan pencadangan dilakukan setiap bulan

Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meminta perbankan mempercepat pembentukan cadangan seiring dengan tantangan yang tidak mudah di global saat ini dan kemungkinan ke depannya.

Tantangan yang dimaksud yakni perang Rusia dan Ukraina, normalisasi kebijakan moneter negara maju, dan hiperinflasi global.

"Kita tahu ini semua akan berimbas kepada perekonomian Indonesia," ungkap Wimboh dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK (Komite Stabilitas Keuangan) II Tahun 2022 di Jakarta, Selasa.

Percepatan pembentukan cadangan, kata dia, harus dilakukan perbankan agar memiliki bantalan yang cukup jika nantinya akan terdapat kondisi yang tidak diharapkan.

Selain itu, pembentukan cadangan juga harus dilakukan di tengah restrukturisasi kredit yang kian menurun dan akan segera dinormalkannya kebijakan pelonggaran kredit pada tahun depan.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, Wimboh menuturkan restrukturisasi kredit sudah menurun 22,49 persen pada saat ini.

Sementara jika dibandingkan dengan Desember 2021, restrukturisasi kredit turun 3,8 persen saat ini.

Maka dari itu, kondisi tersebut menunjukkan perusahaan yang sempat melakukan restrukturisasi kredit kini sudah semakin membaik, seiring dengan perbaikan perekonomian, dunia usaha, dan mobilitas yang lebih longgar.

"Kami yakin perbankan miliki bantalan yang cukup untuk membuat cadangan yang lebih besar. Paling tidak akan kami monitor sampai akhir tahun dan pencadangan dilakukan setiap bulan," ujarnya.

Baca juga: Paripurna DPR setujui Dewan Komisioner OJK periode 2022-2027
Baca juga: Sri Mulyani: Perbaikan ekonomi global tertahan akibat perang Ukraina
Baca juga: Wamenlu sebut konflik Rusia-Ukraina berpotensi picu deglobalisasi

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022