Beberapa orang menyalahkan partai AK yang tengah berkuasa atas lambatnya bantuan, dan menuduh sejumlah pejabat hanya memberikan bantuan kepada para pendukungnya, setelah lama mengantri dan tidak ada tenda tersisa, Kamis (27/10).
Sebagian mengatakan ada yang ingin mengambil keuntungan dengan cara menimbun tenda dan menjualnya kembali.
"Mereka mulai basah dan sakit. Kami sudah mengantri selama empat hari, namun tetap tidak mendapat apa-apa. Ketika kami sudah berada di baris depan, mereka bilang tendanya sudah habis," kata Fetih Zengin (38), seorang agen perumahan.
Rumahnya rusak di Ercis, kota dengan 100 ribu rumah yang hancur total akibat gempa berkekuatan 7.2 skala Richter yang terjadi pada Minggu (23/10), demikian Reuters.
"Kami tidur di bawah selembar plastik yang diikatkan pada beberapa papan kayu yang kami temukan. Kami memiliki sepuluh anak, mereka mulai sakit. Setiap orang butuh tenda, salju mulai turun. Ini adalah bencana," tambahnya.
Ergun Ozmen, 37, sambil membawa roti setelah mengantri makanan berkata, "Orang-orang mengambil sepuluh tenda dan menjualnya. Ini memalukan. Saya tidur di taman kota sepanjang malam dan kehujanan."
"Sepatu saya terendam air. Saya baru mendaftarkan diri untuk mendapatkan tenda pagi ini karena sibuk mengubur korban yang tewas," katanya.
Jumlah korban tewas bertambah jadi 523, sementara 1.650 terluka akibat gempa terbesar yang menyerang Turki lebih dari satu Dekade itu. Pihak Administrasi Bencana dan Gawat Darurat mengatakan 185 orang berhasil diselamatkan dari gedung-gedung yang runtuh akibat gempa.
Pencarian korban yang selamat masih terus berlanjut, tetapi di beberapa lokasi sudah dihentikan.
Tubuh seorang ibu dan bayinya ditarik keluar dari reruntuhan gedung sepanjang malam, kata seorang saksi mata. Beberap negara telah menjawab panggilan Turki untuk membantu persediaan tenda, rumah sementara dan kontainer.
Media Turki mengatakan bahwa rumah sementara yang dikirim oleh Israel, meskipun hubungan kedua negara tersebut kurang baik, sedang dalam perjalanan menuju Van pada Kamis.
(T.SDP-15/M016)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011