Jakarta (ANTARA News) – Tokoh Pemuda Indonesia Timur, Jhonny Ballo mengatakan, organisasi kepemudaan harus dipimpin oleh tokoh muda yang mampu mempersatukan berbagai elemen bangsa. Tokoh itu harus bisa menjadi perekat dan pemersatu kaum muda..

"Konflik dan dualisme kepemimpinan hanya akan melemahkan kekuatan kaum muda dalam membangun bangsa. KNPI sebagai wadah berhimpun kaum muda butuh rekonsiliator yang mampu meredam konflik substansial," kata Jhonny yang ditemui wartawan di sela-sela kongres KNPI di Jakarta, Kamis.

Tak hanya itu. Menurut Jhonny, calon pemimpin induk organisasi kepemudaan harus mempunyai akses luas di semua bidang, mulai dari dunia usaha hingga ke petinggi pemerintahan, sehingga kesempatan kaum muda untuk berperan dalam pembangunan dapat bertambah besar.

"KNPI mesti dipimpin anak muda yang tidak terlibat konflik di organisasi manapun, berpengalaman memimpin organisasi kepemudaan tingkat nasional, bersahabat, dan punya akses luas di berbagai bidang seperti dunia usaha dan pemerintahan," ujarnya.

Wakil Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Agus Muldya Natakusumah menilai, perwujudan keadilan dan kesejahteraan akan berhasil apabila calon pemimpin masa depan mampu bersatu untuk kemajuan bangsa.

"Figur yang tepat menjadi pemimpin kaum muda yang berpengalaman di bidang kepemudaan, mampu merekatkan indikasi keretakan pemuda, dan memiliki jaringan yang luas hingga ke pedesaan," ujarnya.

Jika figur tersebut memimpin KNPI, kata Agus lagi, induk organisasi pemuda akan menorehkan sejarah baru. "Semua itu tergantung pilihan kaum muda pada Kongres nanti," katanya.

Sementara itu, kandidat Ketua Umum KNPI Taufan E.N Rotorasiko mengatakan, KNPI merupakan wadah yang strategis untuk melakukan perubahan demi kemajuan bangsa. Pencapaian tujuan pembangunan nasional akan bisa terwujud jika kaum muda bersatu memimpin bangsa.

"Anak muda sebagai agen perubahan mempunyai potensi yang besar memajukan bangsa. Dengan persatuan dan kesatuan, semua itu dapat terjadi," kata Taufan yang juga Ketua Umum Pengurus Nasional Karang Taruna. (*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011